REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS – Pemerintah Suriah telah mendesak Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk meminta pertanggungjawaban Israel atas serangan yang dilakukannya ke Damaskus pada Ahad (19/2/2023) pagi. Serangan itu dilancarkan ketika Suriah masih menangani krisis akibat gempa mematikan yang mengguncang negara tersebut 6 Februari lalu.
“Ketika Suriah sedang berusaha menyembuhkan luka-lukanya, menguburkan para martirnya, dan menerima belasungkawa, simpati, serta dukungan kemanusiaan internasional dalam menghadapi gempa dahsyat, Israel melancarkan serangan udara yang menargetkan lingkungan berpenduduk sipil,” kata Kementerian Luar Negeri Suriah dalam sebuah pernyataan Ahad lalu, dikutip laman Gulf Today.
Serangan Israel ke Damaskus pada Ahad pagi menewaskan 15 orang, termasuk dua warga sipil. Menurut laporan media lokal, rudal Israel menghantam lingkungan kelas atas Kafar Sousah, benteng bersejarah Damaskus, dan daerah Al Mazraa.
Anggota the Syrian Observatory for Human Rights (SOHR), Rami Abdel Rahman, mengatakan, serangan Israel menargetkan pertemuan yang melibatkan pejabat rezim Suriah. “Ini serangan Israel paling mematikan di ibu kota Suriah sejak konflik sipil dimulai,” ucapnya.
SOHR mengungkapkan, sasaran yang dibidik serangan Israel di Kafar Sousah adalah sekolah Iran. Menurut mereka, serangan tersebut juga menargetkan posisi militer Iran dan kelompok Hizbullah Lebanon di daerah Sayyida Zaina, serta situs militer di Provinsi Sweida.
Otoritas Israel belum memberikan komentar apa pun terkait serangan udaranya ke Suriah. Pada 13 November 2022 lalu, Israel meluncurkan serangan udara ke Provinsi Homs, Suriah, tepatnya ke Pangkalan Udara Shayrat. Empat tentara Suriah dilaporkan tewas akibat serangan itu.
Dalam beberapa bulan terakhir, serangan udara Israel kerap membidik bandara-bandara di Suriah. Bandara Internasional Damaskus dan Bandara Internasional Aleppo merupakan dua bandara yang pernah jadi sasaran serangan udara Israel.
Serangan Israel ke Bandara Internasional Damaskus pada Juni tahun lalu menyebabkan penangguhan lalu lintas penerbangan. Hal tersebut karena landasan pacu bandara dan gedung terminal turut terhantam misil Israel. Itu merupakan pertama kalinya serangan Israel menyebabkan penangguhan operasi penerbangan di Bandara Internasional Damaskus.
Menurut sumber diplomatik dan intelijen regional, Israel memang sedang mengintensifkan serangan ke bandara-bandara di Suriah. Mereka mengungkapkan, Tel Aviv ingin mengganggu peningkatan penggunaan rute pasokan udara Iran untuk mengirimkan senjatanya di Suriah dan Lebanon, termasuk kelompok Hizbullah.
Selama beberapa tahun terakhir, Israel telah melancarkan ratusan serangan udara ke Suriah. Namun Tel Aviv jarang mengakui atau membahas operasi semacam itu. Kendati demikian, Israel mengakui bahwa mereka membidik pangkalan kelompok militan sekutu Iran, seperti Hizbullah Lebanon, yang telah mengirim ribuan kombatan untuk mendukung pasukan Presiden Suriah Bashar al-Assad.