Senin 20 Feb 2023 17:16 WIB

Aturan Berpuasa di Bulan Syaban

Puasa Syaban melatih diri terbiasa menahan lapar, haus, dan mengendalikan nafsu.

Rep: Rossy Handayani/ Red: Erdy Nasrul
Ilustrasi Puasa
Foto: Republika
Ilustrasi Puasa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rasulullah ﷺ senantiasa memperbanyak puasa selama di bulan Sya'ban. Namun tidak dianjurkan seseorang berpuasa selama sebulan penuh selama Sya'ban.

"Puasa di bulan Syaban. Apakah setiap hari? Tidak boleh, Rasulullah ﷺ tidak pernah berpuasa sebulan penuh kecuali di bulan Ramadhan. Jadi silahkan berpuasa Senin-Kamis, puasa 15 hari lanjut full," kata Pendakwah lulusan Universitas Islam Madinah, Ustadz Syafiq Riza Basalamah melalui siaran Youtube resminya. 

Baca Juga

Ustadz Syafiq melanjutkan, hanya saja hukumnya makruh bagi orang yang berpuasa setelah 15 Sya'ban. Padahal dia tidak pernah berpuasa sebelumnya. Ustadz Syafiq mengatakan, diusahakan berpuasa di awal Sya'ban, namun apabila ingin berpuasa setelah tanggal 15 dibolehkan, hanya saja sebagian ulama memakruhkan hal itu.

"Yang tidak boleh berpuasa pada hari yang diragukan, umpamanya ini hari tanggal 29, besok 30 orang ribut ada yang mengatakan besok 1 Ramadhan, lalu berpuasa dengan harapan kalau besok Ramadhan ana puasa ramadhan, kalau gak sunnah. Ini hari yang diragukan, dperselisihkan. Kalau biasa puasa hari Senin puasa mau hari ini tanggal 29, 30, ana Senin biasa puasa, silahkan puasa, karena puasa Seninnya," ucap Ustadz Syafiq.

Adapun Aisyah radhiyallahu anha mengatakan,

وما رأَيتُ رسولَ اللهِ استكمَلَ صيامَ شهرٍ قطُّ إلَّا رَمَضانَ، وما رأيتُه أكثرَ صيامًا منه في شعبانَ

“Saya tidak pernah mengetahui Rasulullah ﷺ berpuasa sebulan penuh kecuali pada bulan Ramadhan, dan saya tidak pernah mengetahui beliau lebih banyak berpuasa daripada di bulan Sya’ban.” (HR Bukhari dan Muslim)

 

Hikmah memperbanyak puasa

Hikmah memperbanyak puasa di bulan Sya’ban dijelaskan dalam hadits yang lain. Dari Usamah bin Zaid Radhiyallahu Anhu berkata:

 

قلتُ يا رسولَ اللهِ لم أرَك تصومُ من شهر من الشُّهورِ ما تصومُ من شعبانَ قال ذاك شهرٌ يغفَلُ النَّاسُ عنه بين رجبَ ورمضانَ وهو شهرٌ تُرفعُ فيه الأعمالُ إلى ربِّ العالمين فأُحِبُّ أن يُرفعَ عملي وأنا صائمٌ

 

“Saya bertanya, ‘Wahai Rasulullah, saya tidak melihatmu berpuasa di bulan seperti engkau berpuasa di bulan Sya’ban (karena seringnya)?’ Beliau menjawab, ‘Bulan itu banyak manusia lalai, yaitu antara Rajab dan Ramadhan, bulan diangkat amal-amal kepada Rabb semesta alam, dan saya ingin untuk diangkat amalku dalam keadaan puasa.’” (HR Nasai dan Ahmad).

 

Hikmah lainnya adalah untuk persiapan bagi bulan Ramadhan agar hati dan badan siap untuk menyambutnya dengan kesegaran guna menjalankan ketaatan kepada Allah Azza wa Jalla.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement