REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jepang berupaya untuk menjaga komunikasi yang intens dengan seluruh anggota Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN), terutama Indonesia yang menjadi Ketua ASEAN tahun ini, terkait isu Myanmar. "Kami ingin terus berkomunikasi dengan anggota-anggota ASEAN, terutama dengan Ketua ASEAN tahun ini, yaitu Indonesia terkait isu tersebut (Myanmar)," kata Wakil Direktur Divisi Kebijakan Regional Biro Hubungan Asia dan Oseania Kementerian Luar Negeri Jepang Yazawa Hideki dalam konferensi pers daring di Jakarta, Selasa (21/2/2023).
Menurut dia, Indonesia berhasil menjalankan Presidensi G20 pada 2022 dan menjembatani aspirasi dari berbagai negara di saat berbagai dunia mengalami ketegangan politik dan krisis ekonomi. Namun, Yazawa menegaskan pihaknya menghormati keputusan seluruh anggota ASEAN dan mengikuti apapun yang menjadi konsensus bersama.
"Kami mengharapkan adanya kesempatan untuk membuka dialog dan mencari solusi, ini tentu tidak mudah. Kami ingin berkolaborasi dengan Indonesia untuk melihat kemajuan situasi yang ada," katanya.
"Betul ada masalah di Myanmar. Apa yang kami lakukan adalah Jepang tentu khawatir dengan itu, tetapi pada saat yang sama kami menghormati keputusan ASEAN," tambahnya.
Dia menambahkan, pihaknya juga tidak memiliki kepentingan untuk memaksa negara-negara anggota ASEAN untuk menentukan pilihan. "Penting untuk diketahui bahwa Jepang tidak memaksa negara-negara ASEAN memilih A atau B. Jika melihat ke belakang, Jepang membagikan nilai-nilai Anda (ASEAN) dan berjalan bersama Anda,? katanya.
Karena itu, Yazawa menekankan akan berjalan bersama anggota ASEAN berikut dengan masalah dan tantangannya. ASEAN telah mengeluarkan Konsensus Lima Poin untuk mengatasi krisis politik di Myanmar.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi telah menegaskan menteri-menteri luar negeri ASEAN menegaskan pendekatan bersama dalam implementasi konsensus tersebut. Pernyataan itu menjawab adanya laporan bahwa beberapa anggota ASEAN yang memiliki pandangan berbeda dan tidak satu suara terkait penyelesaian konflik Myanmar.
"Indonesia telah mengajukan dan merundingkan implementasi Konsensus Lima Poin. Rencana itu telah mendapat dukungan luas dari seluruh anggota," katanya.