Rabu 22 Feb 2023 15:28 WIB

Parlemen Korsel: Korut Mungkin Mencoba Tekan AS Dengan Uji Coba Nuklir

Korut menembakkan lebih dari dua rudal jarak pendek pada Senin (20/2/2023) kemarin.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nidia Zuraya
Pencitraan satelit yang dirilis pada 30 Maret 2018 yang menunjukkan lokasi uji coba nuklir Punggye-ri, Korea Utara
Foto: ABC News
Pencitraan satelit yang dirilis pada 30 Maret 2018 yang menunjukkan lokasi uji coba nuklir Punggye-ri, Korea Utara

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Anggota Parlemen Korea Selatan (Korsel) mengatakan Korea Utara (Korut) dapat menggelar uji coba rudal balistik antar-benua (ICBM) di lintasan pendek dan jauh serta beberapa uji coba nuklir tahun ini. Sebagai upaya untuk menyempurnakan kemampuan tempurnya.

Anggota parlemen Korsel mengatakan Korut hanya menembakan ICBM ke atas dalam uji coba-uji cobanya sejauh ini tapi sudah mampu untuk meluncurkannya dalam lintasan normal. Sehingga dapat menjangkau target yang lebih jauh. Hal ini disampaikan setelah parlemen Korsel menerima pengarahan dari Badan Intelijen Nasional (NIS) Korsel.

Baca Juga

Anggota parlemen mengatakan Pyongyang mungkin akan menggelar uji coba ICBM dalam lintasan normal untuk menekan Amerika Serikat (AS). AS dan Korsel menggelar latihan militer baru-baru ini dan berencana menggelar latihan dengan skala yang lebih besar beberapa bulan ke depan.

Korut menembakan ICBM pada Sabtu (18/2/2023) lalu dan lebih dari dua rudal jarak pendek pada Senin (20/2/2023) kemarin. Adik perempuan Pemimpin Korut Kim Jong-un, mengancam akan menggunakan Pasifik sebagai "jarak tembakan" tergantung pada perilaku AS.

"Sejauh ini ICBM belum ditembakan dalam lintasan normal, tapi Korut memiliki semua kemampuan dan tampaknya mempersiapkan waktu untuk mendorong tekanan pada Amerika Serikat," kata anggota komite intelijen parlemen Korsel Yoo Sang-bum, usai mendapat pengarahan NIS Selasa (21/2/2023).

Yoo mengatakan Korut juga tampaknya menggelar apa yang akan menjadi uji coba nuklir pertama Pyongyang sejak 2017 dan meluncurkan satelit mata-mata tahun ini. Tapi Korut belum menguasai teknologi untuk melengkapi peluncur multi-roket dengan perangkat atomik.

"Terdapat kemungkinan untuk tes ketujuh yang akan sangat penting untuk melengkapi miniaturisasi dan keringanan berat bom nuklir," katanya.

Anggota komite yang lain Youn Kun-young mengatakan Korut mungkin juga akan membangun ICBM berbahan bakar padat tahun ini. Ia juga mengkonfirmasi laporan Kementerian Pertahanan yang mengatakan balon mata-mata Cina tidak muncul di ruang udara Korsel.

Pekan lalu Kementerian Luar Negeri Korea Utara mengatakan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres "sangat tidak adil, seimbang" dalam uji coba nuklir.

Guterres mengecam peluncur ICBM Korut yang terbaru. Ia mendesak agar Pyongyang segera menahan diri dalam melakukan aksi provokatif, menaati resolusi Dewan Keamanan PBB yang melarang uji coba semacam itu dan kembali ke meja perundingan denuklirisasi.

"Ia harus mengetahui dengan jelas sikap dan prasangka buruknya yang tidak rasional dalam isu semenanjung Korea berfungsi sebagai faktor yang memicu sikap bermusuhan AS dan pengikutnya terhadap kami," kata wakil menteri untuk organisasi internasional, Kementerian Luar Negeri Korut, Kim Son Gyong seperti dikutip KCNA.

"Bila situasi yang tidak diinginkan terjadi di Semenanjung Korea, sekretaris jenderal PBB sendiri tidak akan bebas dari tanggung jawab yang berat akan hal itu," tambahnya. n

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement