REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Pentagon mengatakan Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel) menggelar latihan simulasi "di atas meja" kemungkinan serangan senjata nuklir Korea Utara (Korut). Korut yang bersenjatakan nuklir menggelar uji coba rudal antarbenua dalam jumlah yang tidak biasanya tahun lalu.
Pemerintah AS dan Korsel memperingatkan Korut dapat mempersiapkan uji coba senjata nuklir pertamanya sejak 2017. Latihan ini merupakan latihan strategi pencegahan kedelapan AS-Korsel yang dikenal DSC TTX.
"Mengingat kebijakan agresif nuklir dan kemajuan kemampuan nuklir DPRK (Korut) yang terbaru, skenario (di atas meja) fokus pada kemungkinan DPRK menggunakan senjata nuklir," kata Pentagon dalam pernyataannya, Kamis (23/2/2023).
"Delegasi AS dan Korea Selatan fokus pada diskusi mereka mengenai aliansi pencegahan untuk mejaga perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea dan opsi untuk merespon penggunaan senjata nuklir DPRK," tambah Pentagon tanpa mengungkapkan skenario yang dimainkan.
Setelah latihan simulai para delegasi dari kedua negara mengunjungi Pangkalan Kapal Selam Angkatan Laut Kings Bay di Georgia.
"Para delegasi membahas cara terbaik untuk memanfaatkan kemampuan non-nuklir (Korsel) untuk membantu pertahanan nuklir dari ancaman nuklir DPRK," kata Pentagon.
Sejak berkuasa bulan Mei lalu, Presiden Korsel Yoon Suk-yeol mendorong AS memperkuat tindakan pencegahan terutama pada kemampuan militer untuk mencegah serangan nuklir Pyongyang. Korut memiliki kemampuan untuk menyerang wilayah AS.
Pada November lalu Yoon memperingatkan, Korut akan ada respon gabungan dengan sekutu-sekutunya bila Pyongyang menggelar uji coba senjata nuklir.