Ahad 26 Feb 2023 12:40 WIB

Menkeu G20 Akhiri Pertemuan dengan Beda Pendapat Soal Perang Ukraina

India merilis risalah konferensi alih-alih membuat pernyataan bersama soal perang

Perdana Menteri India Narendra Modi, kiri, memegang palu bersama Presiden Indonesia Joko Widodo saat upacara serah terima KTT Pemimpin G20. Pertemuan para menteri keuangan G20 pertama di India berakhir Sabtu (25/2/2023) dengan menghasilkan pendapat beragam mengenai perang di Ukraina.
Foto: Willy Kurniawan/Pool Photo via AP
Perdana Menteri India Narendra Modi, kiri, memegang palu bersama Presiden Indonesia Joko Widodo saat upacara serah terima KTT Pemimpin G20. Pertemuan para menteri keuangan G20 pertama di India berakhir Sabtu (25/2/2023) dengan menghasilkan pendapat beragam mengenai perang di Ukraina.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Pertemuan para menteri keuangan G20 pertama di India berakhir Sabtu (25/2/2023) dengan menghasilkan pendapat beragam mengenai perang di Ukraina.

India harus merilis risalah pimpinan dan dokumen hasil konferensi alih-alih membuat pernyataan bersama setelah pertemuan tersebut di Bengaluru.

Kebanyakan negara anggota sangat menyesalkan agresi Rusia di Ukraina dan menuntut penarikan pasukan Rusia secara menyeluruh dan tanpa syarat yang tidak disetujui Rusia dan China.

Mereka juga menekankan bahwa perang di Ukraina membuat masyarakat menelan penderitaan luar biasa dan memperburuk perekonomian global yang sudah rentan.

Pada KTT G20 di Indonesia tahun lalu pun terjadi perbedaan pendapat serupa mengenai perang Ukraina.

Keketuaan India dalam G20 mendapatkan dukungan besar dari mana-mana, kata Menteri Keuangan India Nirmala Sitharam usai pertemuan para menkeu G20 itu. "Negara-negara lemah menunggu solusi dari KTT ini," sambung Shitaram.

Sebuah pernyataan Kementerian Keuangan India mengatakan bahwa risalah dan dokumen hasil pertemuan itu adalah pencapaian besar yang dibuat G20 selama diketuai India.

Pertemuan itu sendiri membahas krisis utang global, reformasi Bank Pembangunan Multilateral, iklim keuangan, cara dunia mendekati masalah mata uang kripto, infrastruktur digital publik, inklusi keuangan, pembiayaan kota masa depan dan perpajakan.

G20 juga menyampaikan belasungkawa atas gempa dahsyat yang melanda Turki dan Suriah. Risalah dan dokumen itu juga mengatakan bahwa para negara anggota turut sedih atas hilangnya nyawa dengan tragis dan kehancuran di wilayah timur laut Turki akibat gempa dahsyat pada 6 Februari lalu, dan menyampaikan solidaritasnya kepada masyarakat Turki.

Selain itu pernyataan itu juga menyampaikan belasungkawa kepada warga Suriah yang juga menderita akibat gempa dahsyat tersebut.

"Kami sampaikan belasungkawa kepada keluarga yang berduka. Kami menghargai bantuan kemanusiaan yang diberikan dan meminta negara-negara anggota dan lembaga-lembaga multilateral untuk terus menyediakan segala bantuan yang dibutuhkan untuk pemulihan dan pembangunan," kata para menteri keuangan G20 itu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement