REPUBLIKA.CO.ID, NABLUS – Ratusan warga Palestina di Tepi Barat turun ke jalan pada Senin (27/2/2023) sebagai wujud duka atas kematian seorang pria yang ditembak mati pada Ahad (26/2/2023) malam oleh kekerasan Israel di Tepi Barat.
Pria tersebut baru saja pulang dari perjalanannya sebagai relawan yang membantu penyintas gempa di Turki.
Pria itu ialah Sameh Hamdallah Mahmoud Aqtash dan diketahui berusia 37 tahun. Para pelayat memberikan penghormatan kepada Aqtash di kota Beita, yang terletak di Nablus, saat pemakaman jenazah pada Senin (27/2/2023) pagi.
Saudara laki-laki Aqtash, Abdel Moneim Aqtash mengatakan dia dan saudara laki-lakinya sedang berdiri di luar bengkel pandai besi dan saat itulah mereka diserang oleh para pemukim Israel.
"Mereka meninggalkan daerah itu dan kemudian kembali dengan tentara pendudukan (Israel). Tentara menembak saudara saya, bukan para pemukim," katanya, seperti dilansir The New Arab, Senin (27/2/2023).
Sementara itu militer Israel mengatakan, Aqtash tidak ditembak oleh tentara Israel. Ayah lima anak itu meninggal karena luka-lukanya sebelum mencapai rumah sakit dan dimakamkan pada Senin (27/2/2023) dini hari.
Aqtash dan keluarganya menderita karena pembatasan Israel yang diberlakukan pada mereka.
Mereka menerima pemberitahuan akan adanya penghancuran rumah dan fasilitas pertanian mereka, sehingga mencegah mereka melakukan ekspansi usaha pertaniannya.
Pada Senin (27/2/2023) pagi, militer Israel mengatakan tidak ada yang ditangkap atas pembunuhan Aqtash.
Baca juga: Ketika Sayyidina Hasan Ditolak Dimakamkan Dekat Sang Kakek Muhammad SAW
Kantor Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, menuduh Israel melindungi tindakan teroris yang dilakukan para pemukim di Tepi Barat.
Tepi Barat adalah rumah bagi sekitar 2,9 juta warga Palestina serta sekitar 475 ribu pemukim Yahudi, yang tinggal di permukiman yang disetujui negara yang dianggap ilegal menurut hukum internasional.
Kekerasan Israel terhadap warga Palestina telah merenggut sedikitnya 63 nyawa sejak awal 2023 dan 11 warga sipil Israel telah tewas pada periode yang sama.
Wajeh Odeh, seorang anggota kota kota Hawara, menuturkan, pemukim Israel menyerang setidaknya 30 rumah dalam ketegangan yang terjadi di Nablus, di mana lebih dari 100 mobil dibakar. Lebih dari 350 warga Palestina terluka dalam serangan itu, menurut Bulan Sabit Merah Palestina.