Rabu 01 Mar 2023 13:28 WIB

Jerman Prihatin dengan Warga Palestina yang Jadi Korban Amukan Pemukim Israel

Menurut Baerbock, rencana Israel menjatuhkan hukuman mati merupakan kesalahan besar.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock (tengah). Menteri Luar Negeri (Menlu) Jerman Annalena Baerbock menyampaikan keprihatinan dan simpati kepada warga Palestina yang menjadi korban aksi anarkistis pemukim Israel di Huwara, Tepi Barat
Foto: EPA-EFE/FRIEDEMANN VOGEL
Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock (tengah). Menteri Luar Negeri (Menlu) Jerman Annalena Baerbock menyampaikan keprihatinan dan simpati kepada warga Palestina yang menjadi korban aksi anarkistis pemukim Israel di Huwara, Tepi Barat

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN – Menteri Luar Negeri (Menlu) Jerman Annalena Baerbock menyampaikan keprihatinan dan simpati kepada warga Palestina yang menjadi korban aksi anarkistis pemukim Israel di Huwara, Tepi Barat, baru-baru ini. Hal itu disampaikan dalam konferensi pers bersama Menlu Israel Eli Cohen di Berlin, Selasa (28/2/2023).  

“Simpati kami ditujukan kepada para korban aksi balas dendam, aksi pembalasan di kota Huwara. Rumah dan mobil dibakar, keluarga yang tidak bersalah ditinggalkan dalam keadaan syok dan ketakutan,” kata Baerbock, dikutip laman kantor berita Palestina, WAFA.

Dia pun menyinggung tentang rencana Israel menjatuhkan hukuman mati kepada seorang warga Palestina yang menyerang dua pemukim Israel hingga tewas. Insiden pembunuhan itu menjadi pemicu serangan membabi buta pemukim Israel ke Huwara.

Menurut Baerbock, rencana Israel menjatuhkan hukuman mati merupakan kesalahan besar. “Kami menentang hukuman mati dari kedalaman keyakinan kami dan kami mengangkat masalah itu ke mana pun kami pergi, di Amerika Serikat (AS) dan Jepang, sama seperti di Arab Saudi dan Iran,” ucapnya.

Pada Ahad (26/2/2023) malam lalu, puluhan pemukim Israel membakar puluhan rumah dan mobil milik warga Palestina di Huwara. Aksi anarkistis itu terjadi setelah seorang warga Palestina membunuh dua pemukim Yahudi. Pemukim Israel dilaporkan membakar habis setidaknya 35 rumah. Sementara 40 rumah lainnya rusak sebagian. Lebih dari 100 mobil dibakar atau dihancurkan.

Menurut pejabat kesehatan Palestina, aksi amukan pemukim Israel di Huwara menewaskan seorang warga dan melukai hamper 400 lainnya. Dalam pidatonya di Sidang Dewan Hak Asasi Manusia (HAM) PBB ke-52 di Jenewa, Swiss, Senin (27/2/2023), Menteri Luar Negeri Palestina Riyad Al-Maliki menyinggung tentang insiden di Huwara. “Anda telah melihat foto-foto mengerikan dari serangan oleh para pemukim Israel terhadap komunitas Palestina yang tak berdaya di Huwara, Burin, dan lainnya tadi malam,” ucapnya, dikutip WAFA.

Dia mengatakan, serangan pemukim teroris semacam itu dilakukan di bawah perlindungan pasukan Israel. “Ini bukan kampanye teror pertama dan tidak akan menjadi yang terakhir dan bahwa warga Palestina membutuhkan perlindungan tetapi menolak untuk menawarkannya,” ujar Al-Maliki.

Al-Maliki menilai, Israel diberi status perlakuan luar biasa yang memungkinkannya terus melakukan kejahatan dengan impunitas lengkap. “Sementara itu rakyat Palestina diminta menahan diri, memiliki kesabaran yang tak terbayangkan oleh manusia, dan yang paling parah, diharapkan menahan diri untuk tidak mencari jalan keluar,” ucapnya.

Ia menyebut, selama setahun terakhir, Israel membunuh lebih banyak warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki dibandingkan dalam kurun 16 tahun. Sejak tahun ini dimulai, pasukan pendudukan Israel telah membunuh dan melukai ratusan warga Palestina, menghancurkan puluhan rumah, mengepung kota-kota dan kamp-kamp pengungsi; menghukum lusinan keluarga tak berdosa dan merampas hak-hak dasar tahanan Palestina termasuk akses yang layak ke air dan makanan,” kata Al-Maliki.

Selain itu, Israel pun terus memperluas pemukiman kolonial ilegal di Tepi Barat yang diduduki, termasuk Yerusalem. Israel mengadopsi kebijakan dan praktik yang semakin memperkuat kolonisasi dan apartheid. “Dengan kata lain, Israel tidak melakukan upaya apapun untuk melakukan kejahatan tanpa hukuman,” ujar Al-Maliki.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement