Kamis 02 Mar 2023 12:58 WIB

Kasus Flu Burung di Kamboja Bukan Penularan Oleh Manusia

Ini merupakan kasus flu burung pada manusia pertama di Kamboja sejak 2014.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Nidia Zuraya
Ilustrasi flu burung.
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi flu burung.

REPUBLIKA.CO.ID, PHNOM PENH -- Pejabat kesehatan salah satu negara di Asia Tenggara memastikan, kasus flu burung yang baru-baru ini ditemukan di dua penduduk desa Kamboja, dimana salah satunya berakibat fatal, tidak menunjukkan tanda-tanda penularan dari manusia ke manusia. Pernyataan itu disampaikan agar tidak memunculkan ketakutan akan krisis kesehatan di masyarakat.

Sebelumnya, seorang gadis Kamboja berusia 11 tahun dari sebuah desa di provinsi tenggara Prey Veng meninggal pada 22 Februari 2023 lalu di sebuah rumah sakit di ibu kota, Phnom Penh. Gadis itu meninggal tak lama setelah hasil tes memastikan bahwa dia menderita flu burung Tipe A H5N1.

Baca Juga

Sementara ayahnya yang juga menjalani tes serupa, hasilnya positif terkena virus sehari setelah kematiannya. Namun disebutkan ia tidak menunjukkan gejala yang parah, sehingga sempat dipersilahkan pulang dari rumah sakit pada Selasa. Sedangkan putrinya Prey Veng dilakukan isolasi di rumah sakit yang sama, kata pernyataan kementerian kesehatan tersebut.

Padahal sang ayah dipulangkan setelah tiga kali menjalani tes dengan hasil negatif. Dalam sebuah pernyataan Kementerian Kesehatan Kamboja, keduanya ayah dan gadis tersebut, adalah satu-satunya penduduk desa yang ditemukan telah terpapar virus tersebut, setelah lebih dari 24 orang desa tersebut yang juga dilakukan pengujian.

Flu burung, juga dikenal sebagai Avian influenza, biasanya menyebar di antara unggas tetapi terkadang dapat menyebar dari unggas ke manusia. Deteksi infeksi baru-baru ini pada berbagai mamalia telah menimbulkan kekhawatiran di antara para ahli bahwa virus dapat berevolusi untuk menyebar lebih mudah di antara manusia, dan berpotensi memicu pandemi.

Kementerian kesehatan setempat mengatakan penyelidikan menentukan bahwa ayah dan anak perempuan itu terinfeksi dari unggas di desa mereka, dan tidak ada indikasi atau bukti bahwa ada infeksi dari ayah ke anak perempuan.

Kesimpulan bahwa mereka terinfeksi langsung oleh burung dicapai oleh para ahli dari Organisasi Kesehatan Dunia dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, serta rekan-rekan Kamboja mereka, kata juru bicara kementerian kesehatan Ly Sovann kepada The Associated Press, Rabu (1/3/2023).

Dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada Selasa (28 Februari) di situs web jurnal ilmiah Nature, seorang ahli virologi yang berbasis di Kamboja mengatakan gadis yang meninggal itu telah terinfeksi dengan jenis virus flu burung yang berbeda dari yang telah menyebar ke seluruh dunia, dalam waktu satu setengah tahun terakhir di antara burung liar dan domestik.

Erik Karlsson dari Institut Pasteur Kamboja di Phnom Penh adalah bagian dari tim yang menguji sampel virus dari gadis itu dan dikutip mengatakan bahwa itu milik kelompok virus yang telah ditemukan pada ayam dan bebek di wilayah tersebut setidaknya selama satu dekade terakhir.

Gadis itu adalah orang pertama di Kamboja sejak 2014 yang diketahui terdeteksi mengidap H5N1. Erik mengatakan tidak jelas mengapa gadis itu tertular virus setelah sekian lama tanpa kasus, tetapi menurut dia, itu mungkin terkait dengan “banyak perubahan global dalam praktik pertanian karena pandemi Covid-19 yang dapat terjadi menciptakan jumlah burung yang berlimpah”.

“Kita tahu, di Kamboja, pandemi meningkatkan jumlah peternakan unggas di halaman belakang. Banyak orang, misalnya pemandu wisata, tidak bisa bekerja dan harus menambah penghasilan dan sumber makanan untuk keluarga mereka, ”katanya seperti dikutip Channel News Asia.

“Di seluruh dunia, orang masih berjuang menghadapi Pandemi Covid, yang mengakibatkan perubahan dalam praktik pertanian yang dapat meningkatkan risiko limpahan jumlah burung. Dan perubahan kesehatan masyarakat, misalnya kekurangan gizi atau kelebihan berat badan, dapat membuat orang lebih rentan terinfeksi penyakit.”

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement