Jumat 03 Mar 2023 16:12 WIB

Menlu Rusia tak Tinggalkan Ruangan Saat Dicecar Barat di Pertemuan G20

Dalam pertemuan di Bali, Menlu Rusia meninggalkan ruangan saat negaranya dikritik.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Dalam foto selebaran yang dirilis oleh Layanan Pers Kementerian Luar Negeri Rusia ini, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov berbicara kepada media setelah pertemuan menteri luar negeri G20 di New Delhi, India, Kamis, 2 Maret 2023.
Foto: Russian Foreign Ministry Press Service via AP
Dalam foto selebaran yang dirilis oleh Layanan Pers Kementerian Luar Negeri Rusia ini, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov berbicara kepada media setelah pertemuan menteri luar negeri G20 di New Delhi, India, Kamis, 2 Maret 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergey Lavrov disebut tak meninggalkan ruangan ketika sejumlah menlu negara Barat anggota G20 melayangkan kritik kepada Moskow. Kritik tersebut berkaitan dengan perang di Ukraina.

Hal itu diungkapkan kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell. Dia mengatakan, sama seperti pertemuan di Bali tahun lalu, pertemuan tingkat menlu G20 di New Delhi, India, Kamis (2/3/2023) lalu, turut diwarnai dengan aksi kritik Barat terhadap Rusia. Dalam pertemuan di Bali, Lavrov memilih meninggalkan ruangan ketika negaranya dikritik. Namun pada pertemuan di New Delhi, Lavrov memilih tinggal di ruangan dan menyimak kritik-kritik yang diarahkan terhadap Moskow.

Baca Juga

“Setidaknya kali ini dia (Lavrov) tinggal dan dia mendengarkan. Ini perbaikan kecil tapi penting,” ucap Josep Borrell saat berbicara dalam Raisina Dialogue yang juga digelar di New Delhi, Kamis.

Borrell mengatakan, dia menentang segala upaya untuk mendepak Rusia dari G20. “Saya memahami orang-orang dari apa yang disebut Global South yang mengatakan, ‘Dengar, kami tidak dapat menanggung konsekuensi dari perang ini’. Tapi lihat siapa yang bersalah untuk ini. Siapa yang menciptakan masalah?” ucapnya.

Pertemuan tingkat menlu G20 di New Delhi gagal menyetujui deklarasi bersama. Menurut Lavrov, hal itu disebabkan karena Barat berusaha membawa isu terkait Ukraina ke garis depan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement