REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy bertemu dengan Jaksa Agung Amerika Serikat (AS) Merrick Garland dan pejabat tinggi hukum Eropa pada Jumat (3/3/2023). Dia menyerukan agar Rusia menghadapi tuntutan internasional atas kejahatan perang.
Zelenskyy mengumumkan pertemuan di kota Lviv, Ukraina barat, ratusan kilometer dari garis depan perang, selama pidato video malamnya kepada negara. “Kami melakukan segalanya untuk memastikan bahwa Pengadilan Kriminal Internasional berhasil menghukum penjahat perang Rusia,” kata Zelenskyy merujuk pada pengadilan permanen untuk menuntut individual atas tindakan genosida, kejahatan terhadap kemanusiaan, dan kejahatan perang.
“Masalah utama dari semua pertemuan ini dan konferensi Lviv adalah akuntabilitas. Pertanggungjawaban Rusia dan kepemimpinannya bersifat pribadi, untuk agresi dan teror terhadap negara dan rakyat kami," ujar presiden Ukraina itu.
Zelenskyy mengatakan, sejauh ini lebih dari 70 ribu kejahatan perang Rusia telah dicatat. “Namun, sayangnya, kami tidak mengetahui semua kejahatan saat ini. Sebagian besar wilayah kami masih diduduki dan saat ini kami tidak dapat memprediksi dengan andal berapa banyak kejahatan Rusia yang akan kami temukan setelah penjajah diusir," katanya.
Selain Garland, peserta lain dalam konferensi tersebut termasuk Jaksa Agung Inggris Raya Victoria Prentis, Jaksa Agung Spanyol Alvaro Garcia Ortiz, dan Komisaris Eropa untuk Kehakiman Didier Reynders.
Sementara itu, wakil juru bicara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Farhan Haq mengatakan, staf kemanusiaan PBB melaporkan permusuhan intensif di dekat kota Bakhmut di Ukraina yang terkepung. Dia mengatakan, beberapa mitra kemanusiaan PBB di lapangan berfokus untuk mengevakuasi orang-orang yang paling rentan dari konflik.
Bakhmut telah menjadi fokus pertempuran sengit selama berbulan-bulan. Pasukan Rusia termasuk pasukan besar dari Wagner Group beringsut semakin dekat ke kota yang sebagian besar hancur.