Ahad 05 Mar 2023 20:14 WIB

Arab Saudi Berdiri Bersama Rakyat Turki dan Suriah dalam Kemanusiaan  

Arab Saudi tegaskan komitmennya bantu Turki dan Suriah

Rep: Mabruroh/ Red: Nashih Nashrullah
Bendera Arab Saudi. Arab Saudi tegaskan komitmennya bantu Turki dan Suriah
Foto: Reuters/VOA
Bendera Arab Saudi. Arab Saudi tegaskan komitmennya bantu Turki dan Suriah

REPUBLIKA.CO.ID, BAKU — Arab Saudi berpartisipasi dalam pertemuan tingkat puncak Kelompok Kontak Gerakan Non-Blok (NAM), yang diadakan Kamis (2/3/2023) di Baku, Azerbaijan, di mana delegasi Kerajaan dipimpin Wakil Menteri Luar Negeri Waleed Bin AbdulKarim El-Khereiji. 

 

Baca Juga

El-Khereiji, yang menyampaikan pidato Kerajaan selama KTT, memuji upaya yang dilakukan Azerbaijan selama kepresidenannya di GNB, pada saat dunia mengalami tantangan yang semakin cepat dan keadaan luar biasa. 

 

Dia menyatakan solidaritas Kerajaan dan simpati yang tulus kepada orang-orang Turki dan Suriah, yang menderita gempa bumi dahsyat, yang menimbulkan kerugian besar akibat bencana alam itu. 

 

“Kerajaan berdiri bersama orang-orang Turki dan Suriah dalam keadaan kemanusiaan yang sulit ini dan bahwa tidak akan menyia-nyiakan upaya apa pun untuk meringankan dampak dari penderitaan ini,” kata El-Khereiji dilansir dari Saudi Gazette, Jumat (3/3/2023). 

 

Dia menjelaskan bahwa Kerajaan berpartisipasi dalam upaya penyelamatan dan bantuan yang sedang berlangsung dengan mengirimkan tim yang memenuhi syarat dan bantuan medis, bantuan, makanan, dan logistik yang mendesak, dan juga mengambil inisiatif untuk mengatur kampanye nasional untuk kepentingan para korban. 

 

Kerajaan telah menggelontorkan dana melebihi 400 juta riyal atau setara dengan Rp 1,63 triliun. 

Baca juga: Muhammadiyah Resmi Beli Gereja di Spanyol yang Juga Bekas Masjid Era Abbasiyah

 

El-Khereiji juga menekankan posisi tegas Kerajaan dalam mendukung perjuangan Palestina, dan penolakan totalnya terhadap pengumuman Israel untuk mencaplok sembilan permukiman. 

 

Dia mencatat bahwa masalah Palestina akan tetap menjadi bagian dari pertemuan GNP sampai pembentukan negara Palestina yang merdeka di perbatasan 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya, sebagaimana diuraikan dalam Inisiatif Perdamaian Arab. 

 

Dia menegaskan kembali komitmen kuat Kerajaan untuk memperkuat aksi bersama dengan semua negara dan komunitas internasional secara umum, sehingga semua orang dapat hidup di dunia di mana keamanan, perdamaian, dan stabilitas berlaku.

 

 

Sumber: saudigazette  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement