REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN – Raja Yordania Abdullah II menerima kunjungan Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Lloyd Austin di Amman, Ahad (5/3/2023). Mereka membahas sejumlah isu, termasuk tentang eskalasi ketegangan di Tepi Barat.
Raja Abdullah II menyampaikan kepada Austin, lonjakan kekerasan di Tepi Barat mengancam stabilitas regional. “Ada kebutuhan untuk tenang dan mengurangi eskalasi di wilayah Palestina serta menghentikan langkah sepihak yang merusak stabilitas dan menggagalkan peluang mencapai perdamaian,” kata Istana Kerajaan Yordania dalam sebuah pernyataan.
Menurut Raja Abdullah II, upaya mewujudkan kesepakatan perdamaian Arab-Israel yang komprehensif berdasarkan solusi dua negara harus dipercepat. Selain soal Palestina, Raja Abdullah II juga menceritakan kekhawatirannya tentang tumbuhnya kubu milisi yang didukung Iran di Suriah selatan.
Menurut sejumlah pejabat Yordania, kubu milisi itu telah meningkatkan operasi penyelundupan narkoba melalui perbatasan Yordania guna mencapai pasar di Teluk. Terkait hal itu, Yordania menginginkan lebih banyak militer AS untuk meningkatkan keamanan di perbatasan mereka.
Yordania memiliki perbatasan sepanjang 375 kilometer dengan Suriah. Sejak terlibat dalam operasi militer di Suriah, Washington telah memberikan sekitar 1 miliar dolar AS kepada Yordania untuk mendirikan pos-pos perbatasan.
Sementara itu, menurut Departemen Pertahanan AS, dalam kunjungannya ke Yordania, Austin akan membahas tentang meningkatnya ancaman yang ditimbulkan Iran terhadap stabilitas regional. “Ancaman itu termasuk persenjataan Iran, pelatihan dan pendanaan kelompok proksi kekerasan, agresi di laut, ancaman dunia maya, program rudal balistiknya, serta serangan pesawat nirawak,” ujar seorang pejabat senior Departemen Pertahanan AS.
Saat ini Austin tengah melakukan tur Timur Tengah. Dari Yordania, dia diagendakan bertolak ke Israel dan Mesir.