REPUBLIKA.CO.ID, BEOGRAD -- Presiden Serbia Aleksandar Vucic menegaskan bahwa negaranya tidak menyuplai senjata atau amunisi baik ke Rusia maupun Ukraina.
Berbicara kepada wartawan di sela-sela Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Negara Kurang Berkembang di Doha, Qatar, pada Ahad (5/3/2023), Vucic menjelaskan bahwa tudingan suplai senjata dari Serbia ke dua negara yang sedang berperang itu adalah kebohongan nyata.
"Serbia tidak mengirim senjata kepada siapa pun. Kami memiliki pabrik tempat kami memproduksi senjata, tetapi kami tidak menjual senjata atau amunisi ke Ukraina atau Rusia. Kami bersih tentang itu," kata Vucic.
Dia pun menekankan bahwa Serbia mematuhi hukum internasional.
Serbia, salah satu sekutu terdekat Rusia di Eropa yang bercita-cita menjadi anggota Uni Eropa, sejauh ini menolak menerapkan sanksi Barat terhadap Moskow atas perangnya terhadap Ukraina yang dimulai pada Februari tahun lalu.
Rusia juga mendukung Serbia yang menolak mengakui kemerdekaan bekas provinsinya, Kosovo.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Serbia Ivica Dacic mengatakan bahwa sejak awal perang di Ukraina, tidak ada senjata yang diekspor dari Serbia ke salah satu pihak yang berkonflik.
Namun, Moskow menuntut penjelasan resmi dari Beograd tentang laporan bahwa Serbia mengirim roket ke Ukraina.