Selasa 07 Mar 2023 07:14 WIB

Indonesia Tekankan Jepang untuk Atasi Hambatan Perdagangan

Indonesia dan Jepang ingin segera mengatasi hambatan perdagangan.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (kanan) berbincang dengan Menteri Luar Negeri Jepang Yoshimasa Hayashi. Dalam pertemuan Strategic Dialog Indonesia-Jepang ke-8, Retno menekankan pentingnya kedua negara untuk segera menyelesaikan Protokol Amandemen dari Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA), guna mengatasi hambatan perdagangan.
Foto: ANTARA/Sigid Kurniawan
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (kanan) berbincang dengan Menteri Luar Negeri Jepang Yoshimasa Hayashi. Dalam pertemuan Strategic Dialog Indonesia-Jepang ke-8, Retno menekankan pentingnya kedua negara untuk segera menyelesaikan Protokol Amandemen dari Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA), guna mengatasi hambatan perdagangan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi menekankan kepada Jepang untuk mengatasi hambatan perdagangan. Dalam pertemuan Strategic Dialog Indonesia-Jepang ke-8, Retno menekankan pentingnya kedua negara untuk segera menyelesaikan Protokol Amandemen dari Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA), guna mengatasi hambatan perdagangan.

"Fleksibilitas saya sampaikan sangat diperlukan dalam perundingan. Oleh karena itu, saya tekankan pentingnya fleksibiltas Jepang terutama dalam isu penghapusan tarif produk tuna kaleng Indonesia, serta pengembangan sektor pekerja terampil di bidang pariwisata dan industri," ujar Retno dalam press briefing, Senin (6/3/2023).

Retno juga menekankan kepada Jepang agar melakukan relaksasi ketentuan khusus produk untuk Kopi dan Sorbitol, yaitu produk substitusi gula. Pada 2022 total perdagangan Indonesia dan Jepang melampaui angka sebelum pandemi yaitu senilai 42 miliar dolar AS. Namun angka ini masih jauh dibanding total perdagangan dengan negara Asia Timur lainnya.

Selain itu, dalam pertemuan itu Retno juga mendorong perluasan komoditas ekspor buah tropis Indonesia. Menurut Retno, investasi yang kompetitif juga akan sangat membantu upaya meningkatkan kerjasama investasi.

"Selain itu, saya juga mendorong agar komitmen Jepang sebesar 500 juta dolar AS dalam kerangka AZEC (Asia Zero Emissions Community) dapat segera direalisasikan," ujar Retno.

Dalam pertemuan itu, Retno juga membahas kerja sama pengembangan sumber daya manusia. Jepang adalah negara yang memiliki keunggulan di bidang teknologi serta menawarkan

banyak beasiswa dan pendidikan vokasi. Kedua negara dapat bekerja sama untuk mengoptimalkan bonus demografi yang dimiliki Indonesia.

"Saya sampaikan Indonesia siap mendukung keperluan tenaga kerja yang tinggi di Jepang. Untuk itu, saya harapkan dukungan Jepang untuk meningkatkan kapasitas dan akses bagi tenaga kerja ahli Indonesia melalui peningkatan pelatihan bahasa Jepang di berbagai Balai Latihan Kerja atau BLK di Indonesia," ujar Retno.

Retno mengatakan, kerja sama pengembangan sumber daya manusia ini juga perlu diarahkan untuk mendukung pengembangan ekonomi kreatif dan digital, khususnya pada industri gaming dan pasar digital. Retno  menekankan, ekonomi digital harus dapat mentransformasi ekonomi dan memberdayakan masyarakat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement