Kamis 16 Mar 2023 22:40 WIB

Polandia Bongkar Jaringan Mata-mata

Badan keamanan Polandia menahan enam orang yang diduga mata-mata untuk Rusia.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nidia Zuraya
Mata-Mata (ilustrasi)
Foto: Telegraph.co.uk
Mata-Mata (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, WARSAWA -- Menteri Pertahanan Polandia Mariusz Blaszczak mengatakan badan keamanan Polandia membongkar jaringan spionase. Hal ini disampaikan setelah stasiun radio swasta RMF FM melaporkan badan keamanan Polandia menahan sekelompok mata-mata yang bekerja di Rusia.

Pada Rabu (15/3/2023) kemarin RMF melaporkan badan keamanan Polandia menahan enam orang yang diduga mata-mata untuk Rusia. Menurut RMF kelompok itu merencanakan aktivitas sabotase.Laporan tersebut belum dapat dikonfirmasi secara independen.

Baca Juga

"Saya ingin menekankan keberhasilan besar petugas Badan Keamanan Internal karena berhasil mengungkapkan seluruh jaringan mata-mata," kata Mariusz Blaszczak pada stasiun radio milik pemerintah Polskie Radio 1, Kamis (16/3/2023).

"Ini bukti tak terbantahkan lembaga Polandia keamanan negara kami bekerja dengan cara yang sangat efesien," katanya.

Blaszczak menolak menjelaskan lebih lanjut mengenai kasusnya dan mengatakan detail akan disampaikan Menteri Dalam Negeri Mariusz Kaminski dalam konferensi pers. Pada Rabu kemarin Presiden Polandia Andrzej Duda bertemu dengan Direktur Badan Pusat Intelijen (CIA) Amerika Serikat Williams Burns.

"(Mereka membahas) situasi keamanan saat ini," kata kantor Kepresidenan Polandia di Twitter.

Dalam laporannya RMF mengatakan enam orang yang ditahan berasal dari negara-negara sebelah timur Polandia dan bekerja untuk intelijen Rusia. Para mata-mata menyembunyikan kamera di jalur kereta penting, sebagian besar di selatan wilayah Podkarpackie.

RMF melaporkan kamera-kamera itu ditemukan dekat bandara Jasionka, dekat Rzeszow. Titik penting pengiriman senjata dan amunisi yang dikirim ke Ukraina.

Dalam laporannya RMF melanjutkan setelah menemukan jaringan mata-mata itu Polandia meningkatkan keamanan di jalur kereta dan infrastruktur penting.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement