REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Serangan tentara Israel menewaskan empat warga Palestina, termasuk seorang remaja laki-laki, di dekat Kota Jenin di wilayah pendudukan Tepi Barat pada Kamis (16/3/2023). Insiden ini adalah pertumpahan darah terbaru dalam gelombang kekerasan selama setahun di wilayah tersebut.
Militer Israel mengkonfirmasi pasukannya beroperasi di Kota Jenin pada Kamis. Militer Israel mengatakan, pasukannya membunuh dua anggota kelompok militan Jihad Islam yang dicari dan orang ketiga terbunuh setelah mencoba menyerang pasukan dengan linggis.
Daerah Jenin dikenal sebagai kubu militan Palestina, dan Israel sering melakukan serangan militer di daerah tersebut. Kementerian Kesehatan Palestina mengidentifikasi tiga korban tewas sebagai Youssef Shreem (29 tahun), Nidal Khazim (28 tahun), dan Omar Awadin (16 tahun). Sementara identitas korban keempat belum diketahui.
Video amatir yang diambil oleh orang-orang di Jenin tampak menunjukkan kerumunan warga Palestina mengelilingi sebuah mobil yang diduga dibawa oleh orang-orang yang membawa pasukan Israel. Dalam sebuah video yang diposting di media sosial, kerumunan orang mengepung sebuah mobil dan melemparkan benda ke arahnya. Beberapa tembakan terdengar dan kerumunan mulai bubar. Video lain menunjukkan kendaraan militer Israel menarik mobil itu.
Militer Israel mengatakan, tentara dan orang bersenjata saling tembak, dan tentara diserang dengan batu. Israel melaporkan tidak ada cedera pada personel militernya.
Kematian empat warga Palestina pada Kamis membuat jumlah warga Palestina yang tewas sejak awal tahun menjadi 83 orang. Mereka meregang nyawa karena Israel telah meningkatkan serangan penangkapan di wilayah pendudukan Tepi Barat, sebagai tanggapan atas serangkaian serangan musim semi lalu. Serangan Palestina terhadap Israel telah menewaskan 14 orang pada 2023.
Menurut penghitungan Associated Press, sekitar setengah dari warga Palestina yang tewas tahun ini berafiliasi dengan kelompok militan. Israel mengatakan sebagian besar yang tewas adalah militan. Tetapi pemuda pelempar batu yang memprotes penyerangan dan warga lainnya yang tidak terlibat dalam konfrontasi, termasuk tiga pria berusia di atas 60 tahun, juga telah dibunuh oleh pasukan Israel.
Putaran kekerasan saat ini adalah salah satu yang terburuk antara Israel dan Palestina di Tepi Barat dalam beberapa tahun terakhir. Eskalasi dimulai setahun yang lalu setelah sejumlah serangan Palestina terhadap Israel maupun sebaliknya terjadi hampir setiap malam di Tepi Barat.
Menurut kelompok hak asasi manusia terkemuka Israel B'Tselem, hampir 150 warga Palestina tewas di Tepi Barat dan Yerusalem timur pada 2022. Ini menjadikan 2022 sebagai tahun paling mematikan di wilayah itu sejak 2004.
Israel merebut Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Yerusalem timur dalam perang Timur Tengah 1967. Orang-orang Palestina menginginkan wilayah-wilayah itu untuk negara merdeka di masa depan.