REPUBLIKA.CO.ID, HELSINKI -- Presiden Finlandia Sauli Niinisto mengungkapkan dalam siaran publik Swedia SVT pada Ahad (19/3/2023), Swedia tidak akan berada dalam situasi keamanan yang rentan bahkan jika Finlandia bergabung dengan aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) terlebih dahulu. Kedua negara Nordik ini sedang merundingkan pakta militer bilateral dengan Amerika Serikat (AS).
Pembicaraan keanggotaan NATO Swedia dengan Turki berlarut-larut untuk waktu lama, banyak pakar kebijakan keamanan Swedia setuju itu akan menempatkan negara itu dalam posisi militer yang rentan di wilayah Laut Baltik. Namun Niinisto mengatakan, Finlandia, Swedia dan Denmark saat ini sedang dalam pembicaraan terpisah dengan AS mengenai masalah keamanan.
Pembicaraan ini dalam upaya mencapai pakta militer bilateral yang serupa dengan yang telah disepakati Norwegia dengan AS sebelumnya.
“Saya pikir itu perubahan besar, hampir lebih besar dari keanggotaan NATO,” kata Niinisto ketika ditanya apa yang terjadi pada keamanan Swedia jika pembicaraan untuk bergabung dengan NATO berlarut-larut.
“Itu sangat berarti jika kita (negara-negara Nordik) semuanya memiliki perjanjian (militer) langsung dan sangat mirip dengan Amerika Serikat," ujar Niinisto
Finlandia dan Swedia mendaftar untuk menjadi anggota NATO 10 bulan yang lalu setelah invasi Rusia ke Ukraina. NATO membutuhkan persetujuan bulat dari 30 anggotanya untuk memperluas keanggotaan. Namun Turki dan Hungaria yang belum meratifikasi tawaran duo Nordik tersebut.
“Ada kemungkinan Finlandia bergabung dengan NATO sebelum Swedia. Haruskah kita menolak tawaran Turki untuk meratifikasi? Kedengarannya agak gila. Ini akan menjadi situasi yang sangat sulit jika kami mengatakan 'tidak' kepada Ankara," ujar Niinisto.
Niinisto mengacu pada kunjungan ke Ankara pada pekan lalu. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, pemerintahnya akan bergerak maju dengan meratifikasi aplikasi NATO Finlandia, membuka jalan bagi negara itu untuk bergabung dengan blok militer.
Hanya saja tindakan serupa tidak berlaku bagi Swedia. Perselisihan antara Ankara dan Stockholm perlu diselesaikan terlebih dahulu.
Sejak mengumumkan niat bergabung dengan NATO pada Mei 2022, Finlandia dan Swedia berjanji untuk bergabung dengan aliansi militer Barat secara bersamaan. Niinisto mengatakan, tetangga Nordik bertekad untuk bergabung dengan NATO bergandengan tangan selama itu bisa dilakukan. "Namun ratifikasi keanggotaan NATO Finlandia ada di tangan Turki dan Hungaria," katanya.