REPUBLIKA.CO.ID., ANKARA -- Turki tidak akan pernah melupakan solidaritas yang ditunjukkan oleh Uni Eropa (EU), Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dan organisasi internasional lainnya setelah gempa bumi 6 Februari, kata Presiden Recep Tayyip Erdogan pada Senin (20/3/2023).
“Kami tidak akan pernah melupakan solidaritas yang ditunjukkan oleh semua teman kami, Uni Eropa dengan lembaganya, negara anggota dan kandidatnya, oleh PBB, dan organisasi internasional lainnya, di hari-hari yang sulit ini,” kata Erdogan.
Erdogan berpidato secara virtual pada sesi pembukaan Konferensi Donor Internasional, yang diselenggarakan oleh Komisi Eropa dan Kepresidenan Swedia Dewan Uni Eropa.
Konferensi tersebut untuk mendukung para korban yang terkena dampak gempa bumi dahsyat di Turki.
Erdogan berpidato secara virtual pada sesi pembukaan Konferensi Donor Internasional, yang diselenggarakan oleh Komisi Eropa dan Kepresidenan Swedia Dewan Uni Eropa untuk mendukung para korban yang terkena dampak gempa bumi dahsyat di Turki.
"Konferensi ini adalah contoh lain betapa kuatnya hubungan antara rakyat kita," kata dia.
Pada 6 Februari, gempa berkekuatan 7,7 dan 7,6 melanda 11 provinsi – Adana, Adiyaman, Diyarbakir, Elazig, Hatay, Gaziantep, Kahramanmaras, Kilis, Malatya, Osmaniye, dan Sanliurfa – di Turkiye selatan, dan merenggut nyawa sedikitnya 50.096 orang .
Lebih dari 13,5 juta orang di Turki terkena dampak gempa dahsyat tersebut, serta banyak lainnya di Suriah utara.
Turkiye saat ini menampung lebih dari 4 juta pengungsi, termasuk 3,5 juta warga Suriah, kata Erdogan.
“Hari ini, saat kami menyembuhkan luka bencana abad ini di negara kami, kami bersolidaritas dengan rakyat Suriah yang terkena dampak gempa bumi.”
“Kami memberikan fasilitasi yang diperlukan bagi pihak ketiga dan negara lain untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan melalui darat dan udara kepada korban gempa di Suriah. Sikap ini akan kami teruskan di masa mendatang,” tambah dia.