Selasa 21 Mar 2023 17:03 WIB

Menlu Retno: Indonesia-Papua Nugini Masih Bisa Perluas Kerja Sama Bilateral

Indonesia sangat mengapresiasi dukungan PNG pada kedaulatan teritorial.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nidia Zuraya
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (kanan) berbincang dengan Minister for Foreign Affairs Papua New Guinea Justin Tkatchenko (kiri) jelang pertemuan Indonesia-Pacific Forum for Development (IPFD) di Bali International Convention Center, Nusa Dua, Badung, Bali, Rabu (7/12/2022). Kegiatan yang berlangsung pada 7-8 Desember 2022 tersebut dihadiri menteri dan delegasi dari 22 negara untuk meningkatkan kerja sama dan memperkuat hubungan dengan negara Pasifik yang telah menjadi salah satu prioritas politik luar negeri Indonesia.
Foto: ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (kanan) berbincang dengan Minister for Foreign Affairs Papua New Guinea Justin Tkatchenko (kiri) jelang pertemuan Indonesia-Pacific Forum for Development (IPFD) di Bali International Convention Center, Nusa Dua, Badung, Bali, Rabu (7/12/2022). Kegiatan yang berlangsung pada 7-8 Desember 2022 tersebut dihadiri menteri dan delegasi dari 22 negara untuk meningkatkan kerja sama dan memperkuat hubungan dengan negara Pasifik yang telah menjadi salah satu prioritas politik luar negeri Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi mengatakan, Indonesia dan Papua Nugini (PNG) masih bisa memperluas hubungan selain perdagangan lintas batas. Hal ini disampaikan usai bertemu Menteri Luar Negeri PNG Justin Tkatchenko.

 

Baca Juga

"Papua Nugini tetangga dekat Indonesia dan kami berbagi perbatasan darat yang panjang, PNG juga mitra strategis Indonesia, mendorong kemitraan di antara negara-negara Pasifik, Indonesia sangat mengapresiasi dukungan kuat PNG pada kedaulatan dan integritas teritorial Indonesia," kata Retno dalam konferensi pers bersama Tkatchenko, Selasa (21/3/2023).

Retno mengatakan dalam pertemuan tersebut, dua negara menegaskan kembali komitmen menjaga kepercayaan strategis sesuai dengan prinsip dasar untuk memperkuat hubungan. Retno menambahkan dalam pertemuan itu dua negara juga berbagi pandangan mengenai kemajuan hubungan bilateral.

Retno menyambut baik ratifikasi dua kesepakatan bilateral dengan Indonesia. Kesepakatan untuk mengimplementasi pengecualian visa untuk pemilik paspor diplomatik dan pemerintah serta kesepakatan dasar mengenai pengaturan di perbatasan.

"Saya sampaikan pada Menteri Tkatchenko, Indonesia berharap PNG akan mempercepat proses ratifikasi," kata Retno.

Menteri luar negeri RI menambahkan, dua negara berkomitmen untuk memastikan perlindungan warga negaranya di luar negeri. Dengan menugaskan pejabat pemerintah masing-masing merancang Mandatory Consular Notification atau Pemberitahuan Konsuler.

Dalam pertemuan ini Retno juga membahas sejumlah isu lainnya seperti kerja sama perdagangan. Ia mengatakan perdagangan bilateral dua negara dalam lima tahun terakhir berjalan positif.

Retno mengatakan dibukanya kembali perbatasan dua negara yang ditutup selama pandemi Covid-19 meningkatkan kunjungan warga PNG ke pasar Skouw, Papua.

"Masih ada ruang untuk memperluas kerjasama bilateral selain perdagangan lintas batas, termasuk menyederhanakan proses bea cukai dan memfasilitasi upaya memperkuat jaringan logistik serta mendorong pembentukan dewan bisnis bersama Indonesia-PNG," kata Retno.

"Dalam gambaran yang lebih besar, kami sepakat untuk menyelesaikan langkah demi langkah negosiasi Preferential Trade Arrangements atau PTA," tambahnya.

PTA istilah yang digunakan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) yang merujuk kesepakatan perdagangan nol tarif atau tarif rendah yang ditawarkan secara sepihak. Retno mengatakan Indonesia berkomitmen untuk mempercepat prosesnya.  

Retno mengatakan dalam pertemuan ini ia dan Tkatchenko juga membahas peluang investasi pemerintah dan perusahaan Indonesia berinvestasi ke PNG. Di bidang energi, telekomunikasi dan industri farmasi.

"Dalam kerja sama pembangunan saya menegaskan kembali komitmen Indonesia pada pembangunan negara-negara Pasifik termasuk PNG. Karena kami ingin tumbuh dan makmur bersama, IPFD (Indonesia-Pacific Forum for Development) bulan Desember lalu menjadi wadah bagi keterlibatan lebih besar lagi Indonesia dengan negara-negara Pasifik," kata Retno.

Indonesia, lanjut Retno, juga berkomitmen pada pembangunan pendidikan di PNG dengan memberikan beasiswa pada siswa PNG. Indonesia juga berkomitmen melanjutkan kerja sama dalam revitalisasi fasilitas publik di Vanimo dan Port Moresby.

Retno menambahkan Indonesia akan memastikan kawasan Pasifik juga akan stabil dan makmur seperti kawasan Indo-Pasifik. Sebagai ketua ASEAN, Indonesia mempromosikan kedekatan antara ASEAN dan negara-negara Pasifik termasuk mendorong pertemuan antara menteri.

Tkatchenko mengatakan Indonesia-PNG memiliki pemahaman dan awalan baru sebagai dua negara bertetangga. Pertama mengenai kedaulatan Indonesia dan rakyatnya dan yang kedua mengenai kerja sama yang bermanfaat bagi kemakmuran bersama.  

"Selama enam bulan terakhir Papua Nugini telah bekerja sama dengan Indonesia mengenai isu-isu yang telah berlangsung selama bertahun-tahun," katanya.

Tkatchenko mengatakan pemerintah PNG saat ini ingin bekerja sama dengan Indonesia, belajar dari Indonesia. Di bidang ekonomi, kesehatan, dan pendidikan.

"Belajar dari apa yang telah Indonesia lakukan, dan memperkuatnya untuk negara kami dan melangkah maju," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement