Dalam deklarasi bersama, Rusia dan Cina pun menyatakan akan saling membantu mempertahankan kepentingan serta perbatasan utama mereka. “(Kedua negara) akan memberikan dukungan timbal balik yang tegas sehubungan dengan masalah membela kepentingan inti satu sama lain, terutama kedaulatan, integritas wilayah, keamanan, dan pembangunan,” kata mereka dalam deklarasi bersama.
Moskow dan Beijing setuju bahwa kekuatan nuklir tidak boleh menyebarkan senjata nuklir ke luar negeri. “Semua kekuatan nuklir tidak boleh menyebarkan senjata nuklir mereka di luar wilayah nasional mereka, dan mereka harus menarik semua senjata nuklir yang digunakan di luar negeri,” kata kedua negara dalam deklarasi bersama.
Mereka turut menyuarakan keprihatinan atas peningkatan aktivitas Amerika Serikat (AS) untuk menciptakan sistem pertahanan rudal global dan mengerahkan elemen-elemennya di berbagai belahan dunia. “(Rusia-Cina) menyerukan AS berhenti merusak keamanan internasional dan regional, serta stabilitas strategis global demi memastikan keunggulan militer sepihaknya,” kata Moskow dan Beijing.
Rusia dan Cina turut mengkritik perang yang dimainkan Barat, yakni AS dan NATO, dalam perang di Ukraina. “Kedua belah pihak menunjukkan bahwa untuk menyelesaikan krisis Ukraina, masalah keamanan yang sah dari semua negara harus dihormati, konfrontasi blok harus dicegah dan mengipasi api harus dihindari. Kedua belah pihak menekankan bahwa dialog yang bertanggung jawab adalah cara terbaik untuk solusi yang tepat,” kata mereka.
Xi Jinping menekankan, Cina mempertahankan posisi tidak memihak dalam konflik di Ukraina. Sementara itu, Putin mengapresiasi rencana perdamaian yang telah disusun dan diterbitkan Cina untuk konflik di Ukraina. “Kami percaya bahwa banyak dari ketentuan rencana perdamaian yang diajukan oleh Cina sejalan dengan pendekatan Rusia dan dapat diambil sebagai dasar penyelesaian damai ketika mereka siap untuk itu di Barat dan di Kiev. Namun, sejauh ini kami tidak melihat kesiapan dari pihak mereka,” ucap Putin.