REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Presiden Cina Xi Jinping tiba di Rusia pada Senin (20/3/2023) dalam perjalanan luar negeri pertamanya sejak mengamankan masa jabatan ketiga sebagai presiden. Kunjungan itu dilakukan lebih dari setahun setelah Rusia meluncurkan operasi militer khusus di Ukraina.
Invasi Moskow ke Ukraina memicu sanksi oleh Uni Eropa atas pembelian minyak mentah dan batu bara Rusia, termasuk batas harga yang disetujui oleh Kelompok Tujuh (G7) untuk minyak mentah Rusia pada Desember. Uni Eropa juga menghentikan impor pipa gas dari Rusia, sehingga mendistorsi pasar LNG global.
Cina yang merupakan konsumen energi utama dunia bersikap netral atas invasi Rusia ke Ukraina. Boikot energi Rusia oleh Barat memberikan keuntungan bagi Beijing. Cina telah menghemat miliaran dolar untuk pembelian minyak dan batu bara Rusia yang lebih murah. Dalam kunjungan ke Moskow, Xi mengatakan, Cina menginginkan kemitraan energi lebih dekat dengan Rusia, yang akan menjaga keamanan energi dan rantai pasokan internasional.
Menurut data bea cukai Cina, impor minyak mentah Cina dari Rusia melonjak 8 persen pada 2022 dari tahun sebelumnya menjadi 86,25 juta ton (1,7 juta barel per hari). Kenaikan impor itu membuat pangsa pasar minyak Rusia ke Cina naik menjadi 17 persen dari 15 persen dari tahun sebelumnya. Kendati demikian, Rusia tetap berada di urutan kedua sebagai pemasok utama setelah Arab Saudi, yang memasok 87,5 juta ton.
Sejak menerima sanksi dari Barat, Rusia memberikan diskon kepada negara-negara sahabat yang membeli minyak dari Moskow. Skema diskon ini menguntungkan Cina karena dapat memberikan penghematan yang besar.
Berdasarkan perkiraan diskon 10 dolar AS per barel untuk minyak mentah ESPO dan Ura, penyuling Cina menghemat sekitar 5,5 miliar dolar AS selama periode April 2022 hingga Januari 2023.
Penyuling independen di provinsi timur Shandong adalah penerima manfaat terbesar. Penyulingan negara juga mendapat untung dari minyak yang lebih murah, sementara yang lain mendapat untung dari perdagangan barel. Menurut Vortexa dan Kpler, impor minyak mentah lintas laut Cina dari Rusia akan mencapai rekor tertinggi sepanjang masa yaitu sekitar 1,4 juta barel per hari pada Maret.
Cina juga meningkatkan impor batu bara dari Rusia, saat negara itu mengurangi impor bahan bakar secara keseluruhan karena lebih banyak produksi dalam negeri. Kedatangan batu bara Rusia melonjak 20 persen pada 2022 dari tahun sebelumnya menjadi 68,06 juta ton, dengan impor batu bara kokas berlipat ganda hingga mencapai 21 juta ton. Cina membeli batu bara dengan potongan harga sementara Eropa menghindari kargo Rusia dan kemudian melarangnya pada 11 Agustus.
Tanpa kemacetan dalam kapasitas rel Rusia yang menghambat pengangkutan batu bara ke arah timur, impor bisa jadi lebih tinggi. Harga impor rata-rata batubara kokas Rusia sekitar 217,33 dolar AS per ton pada 2022. Harga tersebut lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata 364,66 dolar AS per ton untuk batubara kokas premium Australia dengan basis free-on-board (FOB).
Terkait dengan LNG, impor Cina dari Rusia melonjak lebih dari 40 persen setiap tahun pada tahun 2022 menjadi 6,5 juta ton. Sementara ekspor LNG Cina naik. Karena Cina mengekspor kembali volume ke importir teratas seperti Korea Selatan, Jepang, dan Prancis.
Pada 2022, impor LNG Cina secara keseluruhan turun 19,5 persen menjadi 63,4 juta ton, karena tindakan penguncian yang ketat memperlambat aktivitas ekonomi dan membatasi permintaan. Cina menghabiskan rata-rata sedikit di bawah 20 dolar AS per juta British thermal unit (mmBtu) untuk setiap ton LNG yang diimpor dari Rusia.
Sementara impor listrik dari Rusia, terutama melalui jalur transmisi lintas batas yang menghubungkan timur laut Cina dan Timur Jauh Rusia, tetap stabil selama periode 2017-2020 dengan sekitar 3 miliar kilowatt-hour (kWh). Impor tumbuh menjadi 3,8 miliar kWh pada 2021 karena Cina mengalami kekurangan daya yang meluas dan terus meningkat sebesar 23 persen pada 2022 menjadi 4,7 miliar kWh.