REPUBLIKA.CO.ID, WARSAWA -- Pemerintah Polandia akan menempatkan kembali duta besarnya untuk Israel. Hal itu menjadi penanda bahwa Warsawa ingin meredakan krisis diplomatik dengan Tel Aviv. Hubungan kedua negara memburuk ketika Polandia memperkenalkan undang-undang yang membatasi kemampuan orang Yahudi untuk memulihkan properti mereka era Perang Dunia II.
Dalam pernyataannya, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Israel mengungkapkan, krisis diplomatik dengan Polandia telah berakhir. “Kami menatap babak baru dalam hubungan dengan Polandia. Memulihkan duta besar Polandia untuk Israel dan memulihkan perjalanan sekolah ke Polandia adalah langkah penting dalam memperkuat hubungan kedua negara,” kata Kemenlu Israel, Rabu (22/3/2023).
Pernyataan itu dirilis di sela-sela kunjungan Menteri Luar Negeri (Menlu) Israel Eli Cohen ke Warsawa. Itu merupakan kunjungan pertama menlu Israel ke Polandia sejak 2018. “Saya datang ke sini untuk memulihkan hubungan antara negara kita, dan saya menemukan Anda, kolega saya yang terhormat, mitra terpercaya,” kata Cohen dalam konferensi pers bersama Menlu Polandia, Zbigniew Rau.
Pada kesempatan itu, Cohen mengatakan, Polandia telah setuju mengutus kembali duta besarnya untuk Israel. “Ini adalah momen penting dalam hubungan antar negara kita,” ucapnya.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu turut memuji keputusan Polandia. “Keputusan ini menandai langkah maju yang positif dalam hubungan diplomatik kita,” kata Netanyahu.
Namun juru bicara Kemenlu Polandia Lukasz Jasina mengatakan kepada Associated Press bahwa masih belum ada keputusan tentang penunjukan duta besar baru untuk Israel. Peristiwa sejarah dalam Perang Dunia II telah menjadi salah satu faktor utama yang membuat hubungan Israel dan Polandia pelik.
Pada 1939, Polandia diduduki oleh Nazi Jerman. Dalam masa pendudukan itu, Nazi membunuh jutaan orang Yahudi dan non-Yahudi. Tidak seperti negara lain yang diduduki Jerman pada Perang Dunia II, tidak ada pemerintahan kolaborator di Polandia. Sebaliknya terdapat sejumlah warga Polandia mempertaruhkan hidup mereka untuk menyelamatkan orang Yahudi. Namun ada pula yang membantu orang Jerman memburu dan membunuh mereka.
Kaum nasionalis yang berkuasa di Polandia berupaya menggambarkan kejahatan Polandia terhadap orang-orang Yahudi pada Perang Dunia II sebagai fenomena marjinal. Sebaliknya, mereka berfokus hampir secara eksklusif untuk mengenang para pahlawan Polandia yang membantu atau menyelamatkan orang Yahudi dari Nazi. Sejarawan, otoritas Israel, dan orang-orang Yahudi yang selamat dari masa pendudukan Jerman di Polandia mengutuk posisi nasionalis serta menuduh pemerintah berusaha menutupi sejarah. Sebab mereka menilai, terdapat warga Polandia yang membantu Nazi melakukan kejahatannya.