Ahad 26 Mar 2023 13:55 WIB

Milisi yang Didukung Iran Bersiaga di Suriah Timur Setelah Serangan AS

Sejumlah roket ditembakkan ke pangkalan-pangkalan yang menampung pasukan AS di Suriah

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
File foto Tentara Amerika berpatroli di dekat penjara yang diserang pada 20 Januari2022  oleh militan Negara Islam di Hassakeh,. Pejuang yang didukung Iran bersiaga di Suriah timur pada Sabtu (25/3/2023) sehari setelah pasukan Amerika Serikat (AS) melancarkan serangan udara balasan. Serangan udara itu terjadi setelah drone yang diduga buatan Iran membunuh seorang kontraktor AS dan melukai enam orang Amerika lainnya pada Kamis (23/3/2023).
Foto: AP Photo/Baderkhan Ahmad
File foto Tentara Amerika berpatroli di dekat penjara yang diserang pada 20 Januari2022 oleh militan Negara Islam di Hassakeh,. Pejuang yang didukung Iran bersiaga di Suriah timur pada Sabtu (25/3/2023) sehari setelah pasukan Amerika Serikat (AS) melancarkan serangan udara balasan. Serangan udara itu terjadi setelah drone yang diduga buatan Iran membunuh seorang kontraktor AS dan melukai enam orang Amerika lainnya pada Kamis (23/3/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Pejuang yang didukung Iran bersiaga di Suriah timur pada Sabtu (25/3/2023) sehari setelah pasukan Amerika Serikat (AS) melancarkan serangan udara balasan. Serangan udara itu terjadi setelah drone yang diduga buatan Iran membunuh seorang kontraktor AS dan melukai enam orang Amerika lainnya pada Kamis (23/3/2023).

Sejumlah roket ditembakkan ke pangkalan-pangkalan yang menampung pasukan AS di Suriah timur.  Serangan roket itu terjadi setelah serangan udara AS di tiga wilayah berbeda di provinsi timur Deir el-Zour, Suriah, yang berbatasan dengan Irak.

Baca Juga

Kementerian Luar Negeri Suriah mengutuk serangan AS tersebut. Kementerian Luar Negeri mengatakan, serangan itu adalah pelanggaran mencolok terhadap kedaulatan Suriah. Kementerian tersebut menambahkan, Damaskus bertujuan untuk mengakhiri pendudukan Amerika dan menyebarkan kendali pemerintah ke seluruh bagian Suriah.

“Ketenangan berlanjut ketika milisi yang didukung Iran waspada karena khawatir akan kemungkinan serangan udara baru,” kata Kepala Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, Rami Abdurrahman.

Seorang aktivis dari Deir el-Zour yang saat ini berada di bawah AS dan menjalankan sebuah kelompok yang memantau perkembangan di Suriah timur, Omar Abu Layla, mengatakan, para pejuang yang didukung Iran telah mengevakuasi beberapa pos mereka dan pindah ke parit. Langkah ini diambil untuk mengantisipasi jika Amerika kembali melakukan serangan.

“Mereka dalam kondisi waspada,” katan Abu Layla.

Presiden Joe Biden pada Jumat (24/3/2023) mengatakan, AS akan menanggapi "dengan paksa" untuk melindungi personelnya setelah pasukan AS membalas dengan serangan udara di situs-situs di Suriah yang digunakan oleh kelompok-kelompok yang berafiliasi dengan Garda Revolusi Iran.  Serangan itu berlangsung menyusul serangan oleh pesawat tak berawak yang diduga buatan Iran pada Kamis (23/3/2023). Serangan ini menewaskan seorang kontraktor AS dan melukai lima tentara Amerika. Sementara para aktivis mengatakan, pemboman AS menewaskan sedikitnya empat orang.

“Amerika Serikat tidak mencari konflik dengan Iran. Namun Iran dan proksinya harus siap menghadapi AS yang bertindak tegas untuk melindungi rakyat kami. Itulah tepatnya yang terjadi tadi malam," kata Biden. 

Media lokal Iran yang mengutip juru bicara Dewan Keamanan Nasional Tertinggi, Keivan Khosravi, mengatakan, Teheran akan segera menanggapi setiap serangan AS terhadap pangkalan Iran di Suriah. Khosravi menolak tuduhan AS bahwa Iran berada di balik serangan terhadap pangkalan-pangkalan Amerika di Suriah. 

“Setiap sikap mencari alasan untuk menyerang pangkalan yang didirikan atas permintaan pemerintah Suriah, akan segera mendapat jawaban,” kata Khosravi.

Pusat Konsultasi Iran di Suriah memperingatkan AS untuk tidak melakukan serangan lebih lanjut di Suriah. Mereka memperingatkan bahwa ada serangan balasan jika AS terus melakukan pemboman. 

"Kita harus membalas. Ini bukan balas dendam sederhana," ujar pernyataan Pusat Konsultasi Iran di Suriah.

Pusat Konsultasi Iran tersebut mengatakan, serangan udara AS menargetkan tempat-tempat yang digunakan untuk menyimpan produk makanan dan pusat layanan lainnya di Deir el-Zour. Serangan itu menewaskan tujuh orang dan melukai tujuh lainnya. Seorang pejabat dengan kelompok yang didukung Iran di Irak mengatakan serangan itu menewaskan tujuh orang warga Iran.

Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, menaikkan jumlah korban tewas dari serangan AS menjadi 19. Mereka mengatakan, korban tewas berada di tiga lokasi, termasuk depot senjata di lingkungan Harabesh di Kota Deir el-Zour, dan dua pos militer di dekat Kota Mayadeen dan Boukamal. Kelompok-kelompok milisi yang didukung Iran dan pasukan Suriah menguasai daerah itu.

Menurut pejabat AS, dua serangan serentak diluncurkan ke pasukan AS di Suriah pada Jumat malam.  Para pejabat mengatakan, berdasarkan informasi awal, ada serangan roket di pabrik Conoco, tempat pasukan AS ditempatkan. Satu anggota dinas AS terluka tetapi dalam kondisi stabil.  Pada waktu yang hampir bersamaan, beberapa drone diluncurkan di Green Village, di Provinsi Deir el-Zour tempat pangkalan pasukan AS. Seorang pejabat yang berbicara dengan syarat anonim mengatakan, tidak ada korban dari pihak AS atas serangan tersebut.

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan, komunitas intelijen Amerika telah menyatakan bahwa drone yang digunakan dalam serangan pada Kamis itu berasal dari Iran. Tetapi Austin tidak memberikan bukti langsung lainnya untuk mendukung klaim tersebut.  Drone itu menghantam pangkalan koalisi di Kota Hasakeh, timur laut Suriah.

Iran mengandalkan jaringan pasukan proksi di seluruh Timur Tengah untuk melawan AS dan Israel, yang merupakan musuh regionalnya.  AS telah memiliki pasukan di timur laut Suriah sejak 2015, ketika mereka dikerahkan sebagai bagian dari perang melawan kelompok ISIS. AS mempertahankan sekitar 900 tentara di timur laut Suriah dan bekerja dengan pasukan pimpinan Kurdi yang menguasai sekitar sepertiga wilayah Suriah.

Pertukaran serangan terjadi ketika Arab Saudi dan Iran telah berencana untuk membuka kembali kedutaan di negara masing-masing. Saudi juga mengakui upaya untuk membuka kembali kedutaan Saudi di Suriah.

Menurut para pejabat, Iran telah melancarkan 80 serangan terhadap pasukan dan lokasi AS di Irak dan Suriah sejak Januari 2021. Sebagian besar dari serangan itu terjadi di Suriah. Sementara AS di bawah pemerintahan Biden telah menyerang Suriah sebelumnya karena ketegangan dengan Iran, pada Februari dan Juni 2021, serta Agustus 2022.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement