REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Pegawai transportasi Jerman berencana menggelar aksi unjuk rasa terbesar dalam beberapa dekade terakhir, yang akan melumpuhkan transportasi umum dan bandara. Aksi ini digelar saat perekonomian terbesar Eropa itu dihantam lonjakan inflasi.
Beberapa jam sebelum mogok kerja digelar, kedua belah pihak bertahan dengan sikap masing-masing. Ketua-ketua serikat buruh mengatakan tuntutan kenaikan upah "urusan bertahan hidup" ribuan karyawan. Sementara manajemen mengatakan tuntutan dan aksi mogok kerja "sangat berlebihan".
Mogok kerja yang dijadwalkan dimulai pada Senin (27/3/2023) tengah malam dan terus dilakukan sepanjang merupakan aksi terbaru dalam protes industri yang telah berlangsung selama berbulan-bulan. Ketika perekonomian-perekonomian terbesar Eropa dilanda kenaikan harga pangan dan energi yang menekan standar hidup.
Jerman yang sangat mengandalkan gas Rusia sebelum perang Ukraina dihantam inflasi tinggi karena kesulitan menjadi sumber energi dari tempat baru. Sementara beberapa bulan terakhir inflasi di negara itu melampaui rata-rata kawasan euro.
Harga konsumen Jerman pada bulan Februari naik di atas angka yang diantisipasi sekitar 9,3 persen dari tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan inflasi yang membandel yang Bank Sentra Eropa coba tahan dengan serangkaian kenaikan suku bunga.
Jutaan buruh terbebani dengan tinggi harga kebutuhan hidup. Pasalnya mulai dari harga mentega sampai biaya sewa tempat tinggal terus merangkak naik setelah bertahun-tahun stabil.
"Kenaikan upah yang cukup besar ini urusan bertahan hidup bagi ribuan pegawai," kata ketua serikat buruh Verdi, Frank Werneke pada surat kabar Bild am Sonntag.
Sejak bulan Januari lalu Francis juga diguncang serangkaian unjuk rasa dan mogok kerja. Setelah pemerintah Prancis berencana menaikan usia pensiun menjadi 64 tahun.
Namun di Jerman buruh menegaskan perjuangan mereka hanya tentang kenaikan upah.
Serikat buruh Verdi mewakili sekitar 2,5 juta pegawai sektor publik, termasuk transportasi umum dan bandara. Serikat buruh transportasi dan kereta EVG mewakili 230 ribu pegawai di operator kereta Deutsche Bahn dan perusahaan-perusahaan bus.
Verdi menuntut kenaikan upah sebesar 10,5 persen yang akan menaikan upah sekitar 500 euro per bulan. EVG meminta kenaikan 12 persen atau setidaknya 650 euro per bulan.
Deutsche Bahn mengatakan, mogok kerja "sepenuhnya berlebihan, tanpa dasar dan tidak perlu." Perusahaan-perusahaan transportasi juga memperingatkan kenaikan upah akan menaikkan pajak untuk menutup selisihnya.