Selasa 28 Mar 2023 12:28 WIB

Tanah Longsor Besar Melanda Ekuador

Tanah longsor besar melanda komunitas Andes di Ekuador tengah

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
 Daerah yang terkena tanah longsor di Alausi, Ekuador, Senin (27/3/2023). Tanah longsor besar terkubur, pada malam tanggal 26 Maret, sebuah lingkungan di kota Alausi, di provinsi Chimborazo, di pusat Andes Ekuador, di mana sebuah operasi penyelamatan korban masih terus dilakukan.
Foto: EPA-EFE/Jose Jacome
Daerah yang terkena tanah longsor di Alausi, Ekuador, Senin (27/3/2023). Tanah longsor besar terkubur, pada malam tanggal 26 Maret, sebuah lingkungan di kota Alausi, di provinsi Chimborazo, di pusat Andes Ekuador, di mana sebuah operasi penyelamatan korban masih terus dilakukan.

REPUBLIKA.CO.ID, ALAUSI -- Tanah longsor besar melanda komunitas Andes di Ekuador tengah, mengubur puluhan rumah pada Senin (27/3/2023). Bencana alam ini menewaskan sedikitnya tujuh orang. Tim penyelamat masih mencari warga yang selamat.

Para pejabat telah melaporkan 16 kematian. Namun Presiden Ekuador Guillermo Lasso menyebutkan jumlah korban yang dikonfirmasi tujuh saat tiba di lokasi bencana di Alausi pada Senin malam. Jumlah orang yang dilaporkan hilang menjadi 62 orang.

Lasso menyesalkan tragedi tersebut dan berjanji kepada warga akan terus bekerja dalam upaya pencarian. Sekretariat Manajemen Risiko Ekuador mengatakan, lebih dari 30 orang diselamatkan setelah lereng gunung runtuh sekitar pukul 22.00 pada Ahad (26/3/2023).

“Ibuku terkubur di bawah lumpur," kata Luis Angel Gonzalez yang juga kehilangan anggota keluarga lainnya.

“Saya sangat sedih, hancur. Tidak ada apa-apa di sini, tidak ada rumah, tidak ada apa-apa. Kami tunawisma (dan) tanpa keluarga," ujarnya.

Badan manajemen risiko memperkirakan 500 orang dan 163 rumah terkena dampak bencana, yang juga menghancurkan sebagian Jalan Raya Pan-Amerika. Gubernur Chimborazo Ivan Vinueza mengatakan, beberapa korban luka dibawa ke rumah sakit daerah.

Vinueza mengatakan, para pejabat telah mendesak warga untuk mengevakuasi daerah itu setelah tanah longsor dan retakan mulai berkembang sekitar dua bulan lalu. Beberapa mengikuti saran tersebut saat getaran semakin meningkat sehari sebelum longsor.

Penduduk sekitar mengatakan kepada media lokal, bahwa mendengar getaran di gunung sebelum tanah longsor yang diperkirakan memiliki lebar sekitar 150 meter dan panjang hampir 700 meter. Longsor tersebut menyapu pohon, rumah, dan bangunan lainnya. Lebih dari lima puluh rumah terkubur di bawah berton-ton lumpur puing.

Badan tanggap darurat mengatakan 60 persen layanan air minum di daerah itu terkena dampak tanah longsor. Biro komunikasi kantor kepresidenan mengatakan, beberapa sekolah akan beralih ke kelas daring.

Petugas pemadam kebakaran dari setengah lusin kota dikirim ke daerah itu untuk membantu. Tim penyelamat memusatkan perhatian pada sisi-sisi tanah longsor untuk menemukan jejak dan puing-puing rumah.

Penyelamat dan paramedis Alberto Escobar mengatakan tidak mungkin lebih banyak korban selamat ditemukan karena waktu yang telah berlalu. Dia mengatakan pencarian akan terus dilakukan selama tidak hujan.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement