Selasa 28 Mar 2023 17:53 WIB

AS Kucurkan 100 Juta Dolar untuk Bantu 5 Negara Afrika Atasi Ekstremisme

Benin, Ghana, Guinea, Pantai Gading, dan Togo diharapkan bisa atasi ekstremisme

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Kamala Harris mengumumkan bantuan dana senilai 100 juta dolar AS untuk lima negara Afrika, yakni Benin, Ghana, Guinea, Pantai Gading, dan Togo.
Foto: EPA-EFE/CAROLINE BREHMAN
Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Kamala Harris mengumumkan bantuan dana senilai 100 juta dolar AS untuk lima negara Afrika, yakni Benin, Ghana, Guinea, Pantai Gading, dan Togo.

REPUBLIKA.CO.ID, ACCRA – Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Kamala Harris mengumumkan bantuan dana senilai 100 juta dolar AS untuk lima negara Afrika, yakni Benin, Ghana, Guinea, Pantai Gading, dan Togo. Dana itu diharapkan dapat membantu kelima negara menanggulangi ancaman ekstremisme.

“Untuk membantu mengatasi ancaman ekstremisme kekerasan dan ketidakstabilan, hari ini saya dengan senang hati mengumumkan 100 juta dolar AS untuk mendukung Benin, Ghana, Guinea, Pantai Gading, dan Togo,” kata Harris dalam konferensi pers bersama Presiden Ghana Nana Akufo-Addo di Accra, Senin (27/3/2023).

Pada kesempatan itu, Harris menyampaikan bahwa AS ingin memperkuat kerja sama dengan seluruh negara Afrika. “Presiden (Joe) Biden dan saya telah menjelaskan bahwa AS memperkuat kemitraan kami di seluruh benua Afrika,” ucapnya.

Beberapa negara di Afrika Barat dan wilayah Sahel tengah berjuang untuk menumpas pemberontakan Islamis yang telah menyebabkan bencana kemanusiaan dan memicu ketidakpuasan. Dua faktor tersebut menjadi penyebab kudeta militer di Mali dan Burkina Faso.

Terkait situasi tersebut, Nana Akufo-Addo menegaskan kembali bahwa dia prihatin dengan kehadiran pasukan dari kontraktor militer swasta asal Rusia, Wagner Group, di Afrika Barat. "Ini menimbulkan kemungkinan yang sangat nyata bahwa sekali lagi benua kami akan menjadi tempat bermain konflik kekuatan besar," ujar Akufo-Addo dalam konferensi pers bersama Kamala Harris.

Selama sepekan ke depan, Harris akan melakukan lawatan Afrika. Setelah Ghana, dia bakal mengunjungi Tanzania dan Zambia. Tur diplomatiknya dipandang sebagai upaya AS menancapkan kembali pengaruhnya atas Afrika. Dalam dua dekade terakhir, Cina telah banyak menanamkan investasi di benua tersebut, khususnya di bidang infrastruktur, pertambangan, kayu, dan perikanan.

Rusia turut mengulurkan tangannya kepada Afrika. Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan, Moskow akan membantu negara-negara di Sahel Afrika Barat dan Teluk Guinea menghadapi kelompok pemberontak ekstremis yang kejam. Hal itu diungkap Lavrov ketika melakukan kunjungan perdananya yang dianggap bersejarah ke Mali, 7 Februari lalu.

“Perang melawan terorisme tentu saja menjadi masalah bagi negara-negara lain di kawasan ini. Kami akan memberikan bantuan kepada mereka untuk mengatasi kesulitan ini. Ini kepentingan Guinea, Burkina Faso, dan Chad serta wilayah Sahel pada umumnya dan bahkan negara-negara pesisir di Teluk Guinea,” kata Lavrov.

Lavrov kemudian menegaskan, Rusia mendukung Afrika dalam menghadapi apa yang disebutnya sebagai “pendekatan neo-kolonial” Barat. “Kami akan memberikan dukungan kami untuk menyelesaikan masalah di benua Afrika. Kami selalu memulai dari dasar bahwa masalah Afrika harus diselesaikan dengan solusi Afrika,” ucapnya.

Kemudian terkait negara yang sedang dikunjunginya, yakni Mali, Lavrov menjanjikan kelanjutan bantuan militer. Sejak merebut kekuasaan pada 2020, junta yang berkuasa di Mali telah mendatangkan pesawat, helikopter, dan paramiliter Rusia untuk memperkuat perjuangannya melawan militan ekstremis.

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement