REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Juru Bicara Istana Kremlin Dmitry Peskov mengatakan pada Rabu (29/3/2023), konfrontasi yang sedang berlangsung antara Rusia dan Barat akan berlangsung lama. Dia tidak hanya merujuk pada operasi militer khusus Rusia di Ukraina, tetapi juga kondisi tegang dengan Barat.
"Jika yang Anda maksud adalah perang dalam konteks yang luas, konfrontasi dengan negara-negara yang bermusuhan, dengan negara-negara yang tidak ramah, perang hibrida yang telah mereka lepaskan, maka ini untuk waktu yang lama," ujar Peskov dikutip dari Anadolu Agency.
Peskov menyatakan, sedangkan jangka waktu dalam pelaksanaan operasi militer khusus di Ukraina hanya bisa diputuskan oleh Kementerian Pertahanan.
Tujuan utama Rusia adalah memastikan keamanannya secara umum dan keselamatan penduduk "daerah baru" khususnya. Dia mengacu pada empat wilayah Ukraina yang dicaplok Rusia seusai referendum tahun lalu.
Juru bicara itu mengatakan, tujuan dapat dicapai melalui cara yang berbeda, tetapi Ukraina telah memotong kemungkinan solusi politik dan diplomatik. "Kami melihat konsolidasi mutlak masyarakat Rusia dan konsolidasi yang belum pernah terjadi sebelumnya di sekitar presiden, di sekitar panglima tertinggi, di sekitar kebijakan yang dia kejar," ujar Peskov.
Sejak perang dimulai Februari lalu, Barat telah memberikan dukungan yang belum pernah terjadi sebelumnya kepada Ukraina menyediakan keuangan, senjata, serta bantuan kemanusiaan. Barat juga telah memberlakukan sanksi ekonomi yang keras terhadap Moskow, seperti pengawasan ekspor, embargo minyak, dan pembatasan harga minyak mentah Moskow.
“Amerika, yang, terlepas dari segalanya, masih mengeklaim sebagai guru dunia dalam isu-isu yang disebut demokrasi, sedang melakukan upaya kedua untuk menyatukan sejumlah negara sebagai 'murid' untuk menguliahi mereka tentang moral," ujar Peskov.