REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Panglima Angkatan Bersenjata Amerika Serikat (AS) Jenderal Mark Milley mengatakan, saat ini Cina memiliki kemampuan nuklir yang signifikan. Dia menyebut, AS tak dapat menghentikan Beijing mengembangkan kemampuan nuklirnya.
“Mereka (Cina) memiliki kemampuan nuklir yang signifikan hari ini, dan mereka memiliki rudal balistik antarbenua yang dapat menjangkau AS,” kata Milley saat berbicara di sidang Komite Angkatan Bersenjata House of Representatives AS, Rabu (29/3/2023).
Milley menghadiri sidang tersebut bersama Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin. Menurut Milley, AS tak akan bisa menghentikan Cina mengembangkan kemampuan nuklirnya. "Kita mungkin tidak akan dapat melakukan apa pun untuk menghentikan, memperlambat, mengganggu, melarang, atau menghancurkan program pengembangan nuklir Cina yang telah mereka proyeksikan selama 10 hingga 20 tahun ke depan. Mereka akan melakukannya sesuai dengan rencana mereka sendiri," ucapnya.
Dia menjelaskan, Cina berada di jalur yang “mengganggu” untuk menjadi “unggul” secara militer dibandingkan AS pada pertengahan abad ini. “Mereka memiliki tujuan nasional untuk menjadi setara global dengan AS dan unggul secara militer pada pertengahan abad. Mereka berada di jalur itu untuk melakukan itu dan itu sangat mengganggu. Itu benar-benar menyusahkan,” kata Milley.
Pada Desember tahun lalu, Cina telah menyangkal laporan Departemen Pertahanan AS tentang peningkatan dan kecepatan program senjata nuklir Negeri Tirai Bambu. Beijing menilai laporan itu merupakan spekulasi yang tidak wajar.
Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Cina mengatakan, AS telah mulai “menggerakkan tangan” dan menebak-nebak tentang modernisasi kekuatan nuklir Cina. “Harus ditekankan bahwa Cina dengan tegas mengejar strategi nuklir pertahanan diri, selalu berpegang pada kebijakan untuk tidak menjadi yang pertama menggunakan senjata nuklir kapan pun atau dalam keadaan apa pun serta mempertahankan kekuatan nuklirnya pada tingkat terendah yang dibutuhkan oleh keamanan nasional,” kata Kemenhan Cina dalam sebuah pernyataan, 6 Desember 2022
Kemenhan Cina justru menuduh AS sebagai biang onar terbesar dalam hal keamanan global. “AS telah mengobarkan api untuk kepentingannya sendiri, menciptakan perpecahan dan konfrontasi di dunia, serta membawa kekacauan dan bencana ke mana pun ia pergi,” katanya.
Kemenhan Cina turut menyoroti bagaimana AS dengan penuh semangat mengembangkan dan berusaha menyebarkan senjata nuklir taktis garis depan. Mereka mengklaim, Washington juga telah mengurangi ambang batas untuk menyebarkan senjata nuklir. Cina pun menuding AS tengah melakukan proliferasi nuklir melalui kemitraan keamanannya dengan Inggris dan Australia.
Pada November 2022 Departemen Pertahanan AS merilis laporan yang memprediksi bahwa Cina akan memiliki 1.500 hulu ledak nuklir pada 2035. Washington memperkirakan, saat ini Negeri Tirai Bambu sudah memiliki lebih dari 400 hulu ledak nuklir. “Departemen Pertahanan memperkirakan persediaan hulu ledak nuklir operasional (Cina) telah melampaui 400. Jika Cina melanjutkan laju ekspansi nuklirnya, kemungkinan akan memiliki persediaan sekitar 1.500 hulu leda” pada 2035,” kata Pentagon dalam laporannya yang dirilis 29 November tahun lalu.
Menurut laporan itu, Cina juga disebut tengah berusaha memodernisasi rudal balistiknya yang dapat mengirimkan senjata nuklir. Pentagon mengatakan, sepanjang 2021 lalu, Cina melakukan 135 kali pengujian rudal. Jumlah itu lebih banyak dibandingkan dengan uji coba rudal yang dilakukan berbagai negara.
Pentagon berpendapat, angkatan udara Cina membuat kemajuan untuk menyamakan kemampuannya dengan angkatan udara Barat. Sebelum laporan Pentagon dirilis, seorang pejabat senior Departemen Pertahanan AS mengatakan, angkatan udara berusaha maju di semua lini atau aspek, mulai dari peralatan yang dioperasikan, hingga kemampuan pilot dan personel lainnya.