Selasa 04 Apr 2023 12:39 WIB

Tanda Rekonsiliasi, Netanyahu dan Menhan Israel Kunjungi Pangkalan Militer

Ada upaya untuk mengakhiri keretakan antara Netanyahu dan Gallant.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengunjungi pasukan Israel bersama Menteri Pertahanan, Yoav Gallant pada Senin (3/4/2023). Langkah ini menandakan kemungkinan rekonsiliasi setelah Netanyahu mengumumkan pemecatan Gallant karena mengkritisi rencana reformasi peradilan.
Foto: EPA-EFE/GIL COHEN-MAGEN
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengunjungi pasukan Israel bersama Menteri Pertahanan, Yoav Gallant pada Senin (3/4/2023). Langkah ini menandakan kemungkinan rekonsiliasi setelah Netanyahu mengumumkan pemecatan Gallant karena mengkritisi rencana reformasi peradilan.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengunjungi pasukan Israel bersama Menteri Pertahanan, Yoav Gallant pada Senin (3/4/2023). Langkah ini menandakan kemungkinan rekonsiliasi setelah Netanyahu mengumumkan pemecatan Gallant karena mengkritisi rencana reformasi peradilan.

Sumber politik mengatakan, dalam beberapa hari terakhir ada upaya untuk mengakhiri keretakan antara Netanyahu dan Gallant. Pemecatan Gallant telah memicu alarm di dalam partai Likud yang berkuasa, termasuk angkatan bersenjata dan di antara sekutu Barat Israel.

Dua pejabat Israel yang meminta namanya dirahasiakan mengatakan, Gallant dan Netanyahu, pada Senin malam mengunjungi dua pangkalan militer untuk menyambut liburan Paskah. Namun detail tentang kunjungan semacam itu umumnya tidak dipublikasikan dengan alasan keamanan.

Netanyahu tidak pernah mengirim surat penghentian resmi dan Gallant masih tampak aktif bekerja seperti biasa di Kementerian Pertahanan.

Gallant melakukan pertemuan dengan menteri luar negeri Azerbaijan, mengunjungi dua pangkalan militer dan menghadiri rapat kabinet keamanan pada Selasa (28/3/2023). Kemudian pada Kamis (30/3/2023) Gallant menghadiri perayaan menjelang liburan Paskah Yahudi bersama direktur dinas keamanan Shin Bet. Kementerian Pertahanan merilis foto Gallant sedang tersenyum di samping Direkturku Shin Bet, Ronen Bar.

“Kami memiliki kewajiban untuk menenangkan semangat dalam masyarakat Israel dan mempertahankan wacana yang inklusif dan menyatukan,” kata Gallant.

Pertanyaan seputar nasib Kementerian Pertahanan Israel yang krusial mencerminkan ketegangan yang memecah Koalisi sayap kanan Netanyahu. Hal ini juga merupakan ujian kepemimpinan bagi Netanyahu yang menjabat sebagai perdana menteri terlama Israel.

Keputusan Netanyahu untuk menghentikan rencana melemahkan Mahkamah Agung Israel dalam menghadapi gerakan protes terbesar di negara itu menggarisbawahi tindakan rumit yang harus dilakukan perdana menteri dalam menyatukan koalisi pemerintahannya. Di satu sisi, Netanyahu harus menyenangkan mitra koalisi sayap kanan dan konservatif religius yang mendukung perombakan yudisial. Koalisi ini telah mengangkat Netanyahu ke tampuk kekuasaan.

Kantor Netanyahu menolak berkomentar lebih lanjut tentang status Gallant yang belum terselesaikan.  Tetapi tekanan yang saling bertentangan telah mengakibatkan kebuntuan atas masa depan Gallant.

 “Netanyahu memiliki ekstremis yang mengelilinginya dan mereka ingin melihat darah, mereka ingin melihat Gallant disingkirkan,” kata seorang ilmuwan politik di Hebrew University of Jerusalem, Gayil Talshir.

Talshir mengatakan, Gallant sebagai pejabat senior Partai Likud telah membuktikan dirinya sebagai seseorang yang lebih mementingkan kepentingan nasional daripada kepentingan pribadi Netanyahu.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement