Rabu 05 Apr 2023 17:45 WIB

Polisi Israel Serbu Masjid Al Aqsa dan Lukai Tujuh Warga Palestina

Polisi Israel menyerbu komplek masjid Al Aqsa di Yerusalem Timur

 Seorang polisi wanita Israel menarik seorang jamaah wanita yang sedang duduk di tanah di kompleks Masjid Al-Aqsa setelah penggerebekan di lokasi tersebut pada bulan suci Ramadhan di Kota Tua Yerusalem, Rabu (5/4/2023) .
Foto: AP Photo/Mahmoud Illean
Seorang polisi wanita Israel menarik seorang jamaah wanita yang sedang duduk di tanah di kompleks Masjid Al-Aqsa setelah penggerebekan di lokasi tersebut pada bulan suci Ramadhan di Kota Tua Yerusalem, Rabu (5/4/2023) .

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Polisi Israel menyerbu komplek Masjid Al Aqsa di Yerusalem Timur pada Rabu (4/4/2023) dini hari dan melukai tujuh orang.

Sekelompok warga Palestina membentuk barikade manusia di dalam Ruang Salat Al Qibli di Masjid Al Aqsa setelah pemukim Yahudi menyerukan serbuan ke dalam masjid. Warga Palestina berupaya mencegah polisi memasuki ruangan dengan menutup pintu.

Setelah mengepung Ruang Salat Al Qibli, polisi Israel naik ke atap masjid, menghancurkan sejumlah jendela dan mulai mengintervensi para jamaah di dalam ruangan dengan bom suara. Sejumlah orang di dalam masjid berusaha melawan polisi dengan melemparkan kembang api.

Polisi Israel kemudian memasuki ruang sholat dan menembakkan rentetan bom suara, gas air mata dan peluru karet.

Palang Merah Palestina mengatakan ada tujuh warga Palestina yang terluka akibat peluru karet dan pukulan oleh polisi. Sementara itu polisi Israel mengatakan ada 200 warga Palestina yang ditangkap

Pasukan Israel dan pemukim Yahudi kerap melakukan serbuan ke Masjid Al Aqsa untuk memprovokasi warga Palestina.

Bagi umat Muslim, Al Aqsa mewakili tempat paling suci ketiga Islam sementara Yahudi menyebutnya Bukit Bait Suci, mengatakan bahwa tempat itu merupakan situs dua kuil Yahudi di zaman kuno.

Israel menduduki Yerusalem Timur, yang menjadi lokasi Al-Aqsa, selama perang Arab-Israel pada 1967. Israel kemudian menganeksasi seluruh kota pada 1980, sebuah gerakan yang tidak pernah diakui masyarakat internasional.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement