Kamis 06 Apr 2023 18:15 WIB

Bagaimana Implikasi Mata Uang BRICS?

Rusia berada di balik gagasan mata uang BRICS.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Negara-negara BRICS yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan mempertimbangkan untuk membuat mata uang baru untuk memfasilitasi perdagangan.
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Negara-negara BRICS yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan mempertimbangkan untuk membuat mata uang baru untuk memfasilitasi perdagangan.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Negara-negara BRICS yang terdiri atas Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan mempertimbangkan untuk membuat mata uang baru dalam memfasilitasi perdagangan. Perjanjian keuangan baru paling cepat berlangsung pada Agustus, ketika negara-negara tersebut bertemu dalam pertemuan puncak tahunan di Afrika Selatan.

Sumber telah mengungkapkan bahwa Rusia berada di balik gagasan mata uang BRICS tersebut. Karena Rusia telah menghadapi sanksi ekonomi dari Barat atas invasinya ke Ukraina.

Wakil Ketua Duma Negara Rusia, Alexander Babakov, menyoroti fakta bahwa Rusia dan India sama-sama akan mendapat manfaat dari penciptaan mata uang bersama yang dapat digunakan untuk pembayaran. Dia menyebut langkah ini sebagai rute yang paling layak untuk diambil saat ini.  

“New Delhi, Moskow harus melembagakan asosiasi ekonomi baru dengan mata uang bersama yang baru, yang bisa berupa rubel digital atau rupee India,” kata Babakov, dilaporkan First Post, Selasa (4/4/2023).

Babakov mencatat, Cina juga akan memainkan peran penting dalam pengembangan mata uang bersama karena akan menambah 1,4 miliar peserta tambahan ke dalam sistem. Dia mengatakan, New Delhi, Beijing, dan Moskow adalah negara-negara yang sekarang melembagakan dunia multipolar yang didukung oleh mayoritas pemerintah.

"Komposisinya harus didasarkan pada induksi ikatan moneter baru yang ditetapkan pada strategi yang tidak membela dolar AS atau euro, melainkan membentuk mata uang baru yang kompeten untuk menguntungkan tujuan bersama kita," ujar Babakov.

Brasil sudah mulai menerima penyelesaian perdagangan dan investasi dalam yuan. Sementara India dan Rusia memiliki mekanisme rupee-rubel untuk perdagangan. Mereka membayar transaksi perdagangan dalam rupee, bukan dolar atau euro. Ini menunjukkan bahwa negara-negara BRICS berniat mengubah sistem yang didominasi dolar, yang pada akhirnya akan mengarah pada de-dolarisasi di seluruh dunia.

Jika negara-negara BRICS melanjutkan rencana membentuk mata uang baru, itu dapat membantu menstabilkan ekonomi mereka. Sementara bagi seorang investor di negara-negara BRICS, mata uang baru dapat membuat kepercayaan konsumen meningkat. Hal ini akan mengarah pada meningkatnya pengeluaran dan pertumbuhan ekonomi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement