Jumat 07 Apr 2023 00:55 WIB

Prancis Ingin Cina Bujuk Rusia Berdamai dengan Ukraina

Macron berencana mendesak Xi untuk promosikan perdamaian di Ukraina

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Presiden Cina Xi Jinping dan Presiden Prancis Emmanuel Macron
Foto: Nicolas Asfouri/Pool Photo via AP
Presiden Cina Xi Jinping dan Presiden Prancis Emmanuel Macron

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Kamis (6/4/2023) mengatakan, dia ingin menjalin "jalan bersama" dengan Cina dalam perdamaian di Ukraina. Hal ini disampaikan ketika Macron bertemu dengan pemimpin Cina Xi Jinping.

Para pejabat Prancis mengatakan, Macron berencana mendesak Xi untuk menggunakan pengaruh Beijing dengan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mempromosikan perdamaian di Ukraina. Macron mengatakan, selama pertemuan dengan Perdana Menteri Li Qiang, dia tidak hanya berbicara tentang konflik Ukraina, tetapi juga tentang semua konflik besar dan situasi sulit di seluruh dunia.

“Kemampuan untuk berbagi analisis umum dan membangun jalur bersama sangat penting,” kata Macron.

Li mengatakan, kemungkinan ada konsensus luas antara Macron dan Xi. Tetapi dia tidak memberikan indikasi apakah Beijing mungkin bersedia melobi Moskow untuk berdamai.

"Pertemuan itu akan mengirim sinyal positif dari upaya bersama oleh China, Prancis, dan Eropa untuk menjaga perdamaian dan stabilitas dunia," kata Li.

Macron sebelumnya mengatakan, dia ingin melibatkan Cina menuju tanggung jawab bersama untuk perdamaian di Ukraina. Dia menyatakan harapan Cina dapat berpartisipasi dalam inisiatif yang berguna bagi rakyat Ukraina.

Macron juga mengatakan, dia akan mendorong untuk bekerja dalam kemitraan dengan Cina dalam hal iklim.  Dia mengatakan Prancis akan menyelenggarakan konferensi global tentang perlindungan lautan pada 2025. Dia mengatakan, Cina harus menjadi bagian dari upaya tersebut.

Cina ke melihat Rusia sebagai sumber energi dan sebagai mitra dalam menentang dominasi Amerika Serikat atas urusan global. Cina adalah pembeli minyak dan gas Rusia yang terbesar. Ekspor migas Rusia ke Cina membantu menopang pendapatan Kremlin dalam menghadapi sanksi Barat.  meningkatkan pengaruh China, tetapi Xi tampaknya enggan membahayakan kemitraan itu dengan menekan Putin.

Sementara itu, 31 negara anggota NATO memperingatkan konsekuensi parah jika Cina mulai mengirim senjata dan amunisi ke Rusia. Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan, memberikan bantuan senjata mematikan ke Rusia akan menjadi kesalahan bersejarah.

 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement