REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mendesak komunitas internasional, khususnya Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) untuk meminta pertanggungjawaban rezim Israel atas kejahatan keji terhadap Palestina. Anwar melalui media sosialnya yang diakses di Kuala Lumpur, Kamis, juga mendesak Israel untuk segera membebaskan semua tahanan Palestina.
Ia mengatakan, masyarakat internasional harus menuntut rezim Israel tersebut untuk segera menghentikan segala tindakan provokatif demi perdamaian dan stabilitas.
Malaysia, menurut Anwar, terus berdiri dalam solidaritas yang kuat dengan rakyat Palestina dan menegaskan kembali status Al Quds AlSharif sebagai tempat suci umat Islam.
Laporan Anadolu menyebutkan polisi Israel menangkap sekitar 350 jamaah dari dalam kompleks Masjid Al Aqsa, setelah sekelompok warga Palestina membarikade diri mereka di dalam aula shalat Al Qibli di kompleks Al Aqsa setelah para pemukim Yahudi menyerukan penyerbuan ke masjid tersebut.
Jamaah berusaha mencegah polisi masuk dengan menutup pintunya. Seraya mengepung Al Qibli, polisi Israel naik ke atap masjid, menghancurkan jendela, dan awalnya hanya melemparkan bom suara ke arah jamaah di dalamnya.
Beberapa jamaah berusaha melawan polisi dengan melemparkan kembang api. Saksi mata mengatakan polisi Israel menggunakan kekuatan berlebihan dalam penyerbuan tersebut, termasuk menggunakan gas air mata.
Israel menduduki Yerusalem Timur selama Perang Arab-Israel 1967. Negara itu menganeksasi seluruh kota pada 1980, sebuah langkah yang tidak pernah diakui oleh dunia.