Jumat 07 Apr 2023 10:33 WIB

Korut: Latihan Gabungan AS-Korsel Bawa Semenanjung Korea ke Perang Nuklir

Pyongyang berjanji merespons latihan militer itu dengan 'aksi ofensif'.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
Dalam foto yang disediakan oleh Kementerian Pertahanan Korea Selatan ini, pesawat pengebom B-52 A.S., C-17 dan F-22 Angkatan Udara A.S. terbang di atas Semenanjung Korea selama latihan udara bersama di Korea Selatan, Selasa, 20 Desember 2022. Amerika Serikat menerbangkan pesawat pengebom berkemampuan nuklir dan jet siluman canggih untuk unjuk kekuatan melawan Korea Utara pada hari Selasa, ketika saudara perempuan kuat pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mencemooh keraguannya. militer negara dan mengancam uji coba rudal balistik antarbenua jarak penuh.
Foto: South Korean Defense Ministry via AP
Dalam foto yang disediakan oleh Kementerian Pertahanan Korea Selatan ini, pesawat pengebom B-52 A.S., C-17 dan F-22 Angkatan Udara A.S. terbang di atas Semenanjung Korea selama latihan udara bersama di Korea Selatan, Selasa, 20 Desember 2022. Amerika Serikat menerbangkan pesawat pengebom berkemampuan nuklir dan jet siluman canggih untuk unjuk kekuatan melawan Korea Utara pada hari Selasa, ketika saudara perempuan kuat pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mencemooh keraguannya. militer negara dan mengancam uji coba rudal balistik antarbenua jarak penuh.

REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Korea Utara (Korut) menuduh Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel) mendorong ketegangan menuju perang nuklir lewat latihan militer bersama mereka. Kantor berita Korut, KCNA melaporkan Pyongyang berjanji merespons latihan militer itu dengan "aksi ofensif."

KCNA merilis pernyataan seorang pakar keamanan internasional yang bernama Choe Ju Hyon. Ia mengatakan latihan militer itu "pemicu untuk mendorong situasi di Semenanjung Korea ke titik ledak."

Baca Juga

"Histeria konfrontatif ceroboh militer AS dan pengikutnya terhadap DPRK (Korut) mendorong situasi Semenanjung Korea ke bencana yang tak terhindarkan, menuju perang nuklir," kata Choe seperti dikutip KCNA, Kamis (6/4/2023).

Pasukan AS dan Korsel menggelar serangkaian latihan gabungan tahunan sejak bulan Maret termasuk latihan laut dan udara yang melibatkan kapal induk AS dan pesawat bomber B-1B dan B-52. AS dan Korsel juga menggelar latihan amfibi skala besar pertama dalam lima tahun.

Artikel di KCNA menekankan partisipasi kapal induk bertujuan memicu konfrontasi. Choe mengatakan Pyongyang akan merespo latihan tersebut dengan latihan pencegahan perang melalui "aksi ofensif." "Latihan ini telah mengubah Semenanjung Korea menjadi bubuk mesiu besar yang dapat diledakan kapan saja," katanya.

Korut merespons latihan gabungan tersebut dengan sangat keras dengan menyebutnya sebagai persiapan untuk invasi. Pyongyang juga meningkatkan aktivitas militernya beberapa pekan terakhir.

Korut mengungkapkan hulu ledak nuklir mini baru, menembakan rudal balistik antar-benua yang dapat menjangkau wilayah AS dan menguji apa yang mereka sebut drone bawah air yang dapat membawa nuklir.

Utusan nuklir Korsel menggelar pertemuan dengan AS dan Jepang di Seoul dan mengecam uji coba tersebut. Kementerian Luar Negeri Korsel mengatakan Korut akan membayar mahal provokasinya. Para utusan nuklir tiga negara itu sepakat untuk menahan aktivitas siber ilegal Korut termasuk pencurian mata uang virtual dan peretasan.

Kementerian Luar Negeri Jepang mengatakan utusan nuklir Jepang juga "mengecam keras" peluncuran rudal balistik Korut dengan "frekuensi dan sikap yang tak pernah terjadi sebelumnya" sebagai ancaman serius dan nyata pada keamanan kawasan. 

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement