Ahad 09 Apr 2023 19:15 WIB

Menlu Rusia akan Hadiri Konferensi Negara Tetangga Afganistan

Pertemuan itu akan membahas upaya memfasilitasi penyelesaian politik di Afganistan

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergey Lavrov akan menghadiri pertemuan keempat menlu negara-negara tetangga Afghanistan yang diagendakan digelar di Samarkand, Uzbekistan, 13 April mendatang. Pertemuan itu akan membahas tentang upaya memfasilitasi penyelesaian politik di Afghanistan.
Foto: Yury Kochetkov/Pool Photo via AP
Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergey Lavrov akan menghadiri pertemuan keempat menlu negara-negara tetangga Afghanistan yang diagendakan digelar di Samarkand, Uzbekistan, 13 April mendatang. Pertemuan itu akan membahas tentang upaya memfasilitasi penyelesaian politik di Afghanistan.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergey Lavrov akan menghadiri pertemuan keempat menlu negara-negara tetangga Afghanistan yang diagendakan digelar di Samarkand, Uzbekistan, 13 April mendatang. Pertemuan itu akan membahas tentang upaya memfasilitasi penyelesaian politik di Afghanistan.

“Konferensi menteri keempat negara-negara tetangga Afghanistan (dengan partisipasi Rusia, Cina, Iran, Pakistan, Tajikistan, Turkmenistan, dan Uzbekistan) dijadwalkan pada 13 April di Samarkand (Uzbekistan). Delegasi Rusia akan dipimpin oleh Menlu Sergey Lavrov,” kata Kementerian Luar Negeri Rusia, Jumat (7/4/2023), dikutip laman kantor berita Rusia, TASS.

Selain membahas tentang upaya penyelesaian politik di Afghanistan, pertemuan itu juga bakal mendiskusikan perihal menstabilkan situasi kemanusiaan di negara tersebut. “Mengingat situasi keamanan yang rumit dan meningkatnya aktivitas teroris dan produksi obat-obatan di Afghanistan, koordinasi upaya kontra-teroris dan anti-narkoba dari negara-negara di kawasan ini menjadi sangat penting,” ungkap Kemenlu Rusia.

Situasi perekonomian Afghanistan juga akan menjadi topik pembahasan. “Perhatian khusus akan diberikan pada integrasi ekonomi regional dan implementasi proyek transportasi serta energi dengan partisipasi Kabul sesuai dengan kesepakatan yang dicapai sebelumnya,” kata Kemenlu Rusia.

Sejak Agustus 2021, Afghanistan berada di bawah kekuasaan Taliban. Kehidupan masyarakat di sana, terutama bagi kaum perempuan, kian memprihatinkan. Hal itu karena Taliban menerapkan pembatasan ketat bagi aktivitas kaum perempuan, termasuk di bidang pendidikan.

Pada Desember tahun lalu, Taliban memutuskan melarang kaum perempuan Afghanistan berkuliah. Menteri Pendidikan Tinggi Taliban Nida Mohammad Nadim mengatakan, larangan itu diperlukan guna mencegah percampuran gender di universitas. Dia meyakini beberapa mata kuliah yang diajarkan di kampus melanggar prinsip-prinsip Islam.

“Para perempuan belajar tentang pertanian dan teknik, tetapi ini tidak sesuai dengan budaya Afghanistan. Anak perempuan harus belajar, tetapi tidak di bidang yang bertentangan dengan Islam dan kehormatan Afghanistan," kata Nadim dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi Afghanistan, 22 Desember 2022 lalu.

Tak berselang lama setelah itu, Taliban memutuskan melarang perempuan Afghanistan bekerja di lembaga swadaya masyarakat atau organisasi non-pemerintah. Sebelumnya Taliban juga telah menerapkan larangan bagi perempuan untuk berkunjung ke taman, pasar malam, pusat kebugaran, dan pemandian umum. Taliban pun melarang perempuan bepergian sendiri tanpa didampingi saudara laki-lakinya. Ketika berada di ruang publik, perempuan Afghanistan diwajibkan mengenakan hijab.

Serangkaian kebijakan Taliban yang “menindas” kehidupan perempuan Afghanistan itu telah dikecam dunia internasional. Hingga saat ini belum ada satu pun negara yang mengakui kepemimpinan Taliban di Afghanistan. Salah satu alasannya adalah karena belum dipenuhinya hak-hak dasar kaum perempuan di sana.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement