REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Direktur Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (CIA) mengungkapkan ketidaksenangannya atas rekonsiliasi Arab Saudi dengan Iran baru-baru ini. Hal itu diungkapkan dalam kunjungan mendadak ke Arab Saudi pada pekan ini.
Menurut The Wall Street Journal, yang mengutip sumber-sumber yang mengetahui masalah ini, Direktur CIA Bill Burns mengatakan kepada Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman dalam kunjungannya bahwa AS merasa "dibutakan" oleh rekonsiliasi kerajaan dengan Iran dan sekutunya, Suriah.
Riyadh dan Teheran bulan lalu sepakat untuk menjalin kembali hubungan diplomatik penuh--setelah sekitar delapan tahun memutuskan hubungan--dalam sebuah kesepakatan yang ditengahi Cina. Kesepakatan damai itu dilihat komunitas internasional sebagai pukulan terhadap hegemoni AS di Timur Tengah dan dunia secara luas.
Ada juga indikasi bahwa Arab Saudi sedang bersiap untuk menormalisasi hubungan dengan rezim Suriah Bashar al-Assad, yang juga bertentangan dengan kebijakan luar negeri Amerika Serikat.
Menurut laporan tersebut, kekhawatiran utama Direktur CIA dan pemerintah AS adalah Washington merasa frustrasi karena tidak dilibatkan dalam perkembangan regional dan merasa dipinggirkan.
Surat kabar tersebut juga melaporkan bahwa seorang pejabat AS mengkonfirmasi bahwa Burns terutama membahas kerja sama intelijen dan kontraterorisme dengan para pejabat Saudi.