Selasa 11 Apr 2023 13:40 WIB

Presiden Filipina: Pangkalan Militer AS Bukan untuk Aksi Ofensif

Filipina tidak akan mengizinkan AS menggunakan pangkalan militer untuk aksi ofensif

Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. pada Senin (10/4/2023) menegaskan bahwa empat lokasi tambahan yang akan digunakan untuk kesepakatan kerja sama peningkatan pertahanan (EDCA) dengan Amerika Serikat tidak akan menjadi titik untuk melancarkan aksi ofensif.
Foto: AP Photo/Jason DeCrow
Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. pada Senin (10/4/2023) menegaskan bahwa empat lokasi tambahan yang akan digunakan untuk kesepakatan kerja sama peningkatan pertahanan (EDCA) dengan Amerika Serikat tidak akan menjadi titik untuk melancarkan aksi ofensif.

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA - Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. pada Senin (10/4/2023) menegaskan bahwa empat lokasi tambahan yang akan digunakan untuk kesepakatan kerja sama peningkatan pertahanan (EDCA) dengan Amerika Serikat tidak akan menjadi titik untuk melancarkan aksi ofensif.

"Filipina tidak akan mengizinkan AS menggunakan pangkalan militer untuk aksi ofensif apapun dan hanya akan menggunakannya ketika Filipina membutuhkan bantuan," kata Marcos dalam sebuah wawancara saat menghadiri acara peringatan Hari Nasional Keberanianke-81 di Kota Pilar, Provinsi Bataan.

"Apa yang pemerintah sedang lakukan adalah terus berupaya memperkuat kemampuan keamanan kita untuk melindungi teritori republik ini," ucap Presiden Filipina itu.

Pada kesempatan tersebut, Marcos juga mengatakan bahwa lokasi tambahan untuk EDCA akan semakin memperkuat kemitraan antara Filipina dan AS di bidang keamanan yang telah terjalin sejak lama.

Menurut dia, lokasi tambahan itu juga akan memberikan kemudahan bagi AS untuk memberikan bantuan yang dibutuhkan oleh Filipina.

Mengutip situs Kedutaan Besar AS di Filipina, EDCA diratifikasi pada 2014 yang memungkinkan Filipina dan AS menggelar berbagai latihan militer bersama termasuk dalam operasi kemanusiaan.

Selain itu, EDCA juga memberikan akses kepada AS untuk menggunakan lokasi tertentu sebagai pangkalan militernya atas persetujuan Filipina.

"Semua lokasi baru ini pada dasarnya sudah ada dan beroperasi. Apa yang membedakannya kali ini ialah bahwa EDCA akan memungkinkan AS sebagai sekutu tunggal kita untuk segera datang dan memberikan segala macam bantuan yang dibutuhkan, khususnya dalam hal operasi penanggulangan bencana atau semacamnya," kata Marcos.

Sebelumnya, pemerintah mengumumkan bahwa Tentara Nasional Filipina telah meninjau sebanyak empat lokasi baru untuk EDCA yang dianggap layak dan dapat saling menguntungkan kedua pihak terutama dalam hal aksi tanggap bencana mengingat empat lokasi tersebut juga akan difungsikan sebagai pangkalan bagi operasi kemanusiaan.

Empat lokasi tersebut yaitu Pangkalan Laut Camilo Osias, Bandara Lal-lo, Kamp Melchor Dela Cruz, serta Pula Isabela dan Balabac.

Penambahan lokasi tersebut terjadi menyusul keputusan Presiden Marcos pada Februari lalu untuk mengizinkan tentara AS beroperasi di empat lokasi baru sebagai tambahan atas 5 lokasi yang selama ini sudah digunakan dalam kesepakatan EDCA.

Selain itu, tentara Filipina dan AS juga berencana untuk menggelar latihan militer gabungan terbesarnya pada April ini.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement