Rabu 12 Apr 2023 05:35 WIB

Inggris Tunjuk Direktur Perempuan untuk Pimpin Badan Komunikasi Intelijen

Anne Keast-Butler sebagai direktur wanita pertama di badan komunikasi intelijen, GCHQ

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Inggris pada Selasa (11/4/2023) menunjuk Anne Keast-Butler sebagai direktur wanita pertama di badan komunikasi intelijen, GCHQ.
Foto: Andi Rain/EPA-EFE
Inggris pada Selasa (11/4/2023) menunjuk Anne Keast-Butler sebagai direktur wanita pertama di badan komunikasi intelijen, GCHQ.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Inggris pada Selasa (11/4/2023) menunjuk Anne Keast-Butler sebagai direktur wanita pertama di badan komunikasi intelijen, GCHQ. Badan ini bertugas melindungi negara dari teroris, penjahat dunia maya, dan kekuatan asing jahat.

Keast-Butler secara resmi akan menjabat direktur pada Mei, menggantikan Jeremy Fleming yang mengundurkan diri setelah masa jabatan enam tahun. Menteri Luar Negeri, James Cleverly mengatakan, Keast-Butler memiliki rekam jejak yang mengesankan di jantung jaringan keamanan nasional Inggris.

"Anne akan menggunakan pengalamannya yang luas untuk membantu menjaga keamanan publik Inggris," kata Cleverly.  

Keast-Butler saat ini adalah wakil direktur jenderal di badan intelijen domestik Inggris, atau yang dikenal sebagai MI5. GCHQ adalah agen penyadap utama Inggris dan memiliki hubungan dekat dengan Badan Keamanan Nasional AS. Badan ini bersama mitranya di Kanada, Australia, dan Selandia Baru membentuk konsorsium yang disebut Five Eyes.

Ini bukan pertama kalinya badan intelijen Inggris dipimpin seorang perempuan. Pada 1992, Stella Rimington menjadi perempuan pertama yang memimpin MI5. Kepemimpina Rimington menjadi inspirasi dalam film James Bond. Dalam film itu, peran kepala dinas intelijen luar negeri Inggris dimainkan oleh Judi Dench.

GCHQ memberikan pernyataan langka tentang pekerjaan siber ofensifnya awal bulan ini. GCHQ mengungkapkan bahwa peretasnya telah meluncurkan operasi melawan militan, kampanye disinformasi yang didukung negara, dan upaya untuk ikut campur dalam pemilihan. GCHQ  juga bekerja sama dengan MI6, MI5, polisi, departemen pertahanan pemerintah dan mitra luar negeri, serta di sektor swasta dan akademisi.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement