REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Suriah akan membuka kembali Kedutaan Besar di Tunisia. Tunisia telah menjadi negara Arab terbaru yang membangun kembali hubungan diplomatik dengan Suriah, setelah memutuskan hubungan pada 2012.
Presiden Tunisia Kais Saied mengumumkan awal bulan ini, bahwa telah mengarahkan Kementerian Luar Negeri untuk menunjuk duta besar baru untuk Suriah. Menurut kantor berita negara Suriah SANA menyatakan, pernyataan bersama dari Kementerian Luar Negeri kedua negara mengatakan pada Rabu (12/4/2023), langkah untuk menunjuk duta besar baru untuk Suriah dibalas oleh pemerintah Suriah.
Pengumuman itu adalah yang terbaru dalam tren pemulihan hubungan regional dengan negara yang dilanda perang. Momen tersebut dampak dari pemulihan kembali hubungan yang ditengahi Cina antara Arab Saudi dan Iran.
Suriah secara luas dijauhi oleh pemerintah negara Arab atas tindakan brutal Presiden Suriah Bashar Assad terhadap pengunjuk rasa dan warga sipil dalam pemberontakan yang berubah menjadi perang saudara yang dimulai pada 2011. Kerusakan hubungan memuncak dengan Suriah digulingkan dari Liga Arab. Tunisia pun menutup Kedutaannya di Damaskus pada 2012.
Awal tahun ini, Assad mengunjungi Oman dan Uni Emirat Arab, dua negara yang mendukung para milisi yang berusaha menggulingkan pemerintahannya. Pemerintah Suriah dilaporkan sedang dalam pembicaraan dengan Saudi untuk membuka kembali kedutaan masing-masing di Damaskus dan Riyadh.
Delegasi yang dipimpin oleh menteri luar negeri Suriah tiba di Saudi pada Rabu (12/4/2023). Kunjungan pertama sejak 2012 ini dalam pembicaraan hubungan bilateral antara kedua negara.
Media pemerintah Saudi melaporkan, bahwa Menteri Luar Negeri Suriah Faisal Mikdad diterima oleh Wakil Menteri Luar Negeri Saudi Waleed Al-Khuraiji. Pertemuan tersebut berfokus pada upaya untuk mencapai solusi politik atas krisis Suriah.
"Menjaga persatuan, keamanan dan stabilitas Suriah, memfasilitasi kembalinya pengungsi Suriah ke tanah air mereka dan mengamankan pengiriman bantuan kemanusiaan ke daerah-daerah yang terkena dampak di Suriah," ujar keterangan laporan tersebut.
Saudi menjadi tuan rumah pertemuan Liga Arab berikutnya pada Mei. Menurut Sekretaris jenderal Liga Arab Ahmed Aboul Gheit, sebagian besar negara anggota berharap untuk memulihkan keanggotaan Suriah.