REPUBLIKA.CO.ID, DOHA - Qatar dan Bahrain telah sepakat untuk melanjutkan hubungan diplomatik dan mengakhiri blokade empat tahun terhadap Doha, menurut kantor berita kedua negara tersebut pada Rabu (13/4/2023).
Pengumuman tersebut muncul setelah pertemuan kedua perwakilan Bahrain-Qatar di markas Sekretariat Jenderal Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) di ibu kota Arab Saudi, Riyadh.
Dalam pertemuan itu, delegasi Qatar dipimpin oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Luar Negeri Ahmed bin Hassan Al Hammadi, sedangkan delegasi dari Bahrain dipimpin oleh Wakil Menteri Urusan Politik Sheikh Abdulla bin Ahmed Al Khalifa.
Kedua delegasi dari kedua negara membahas sejumlah topik sekaligus meninjau hasil pada pertemuan pertama, menurut Kantor Berita Qatar, QNA.
Kedua pihak sepakat untuk memulihkan hubungan diplomatik dengan menegaskan bahwa langkah tersebut merupakan keinginan bersama guna mengembangkan hubungan bilateral dan meningkatkan kesatuan dan integritas negara-negara Teluk sesuai dengan Piagam GCC.
Kesepakatan tersebut muncul dua tahun setelah Deklarasi Al Ula yang disahkan pada 5 Januari 2021. Kesepakatan itu mengakhiri blokade Qatar selama empat tahun, yang dijatuhkan oleh Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Mesir.
Pada Juni 2017, empat negara Teluk, yaitu Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Mesir memutuskan hubungan diplomatik dan perdagangan dengan Qatar karena dianggap mendukung kelompok-kelompok militan yang dekat dengan Iran. Tuduhan itu dengan tegas dibantah Doha.