Jumat 14 Apr 2023 00:15 WIB

Menlu Ukraina: NATO Harus Punya Peran Lebih Besar di Laut Hitam

Laut Hitam berperan penting untuk membuat seluruh Eropa damai

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Kapal kargo berlabuh di Laut Hitam menunggu untuk menyeberangi selat Bosporus di Istanbul, Turki, Kamis, 17 November 2022. Kesepakatan Black Sea Grain Initiative kembali diperbarui sebelum masa berlaku periode kedua berakhir pada 18 Maret 2023.
Foto: AP Photo/Khalil Hamra
Kapal kargo berlabuh di Laut Hitam menunggu untuk menyeberangi selat Bosporus di Istanbul, Turki, Kamis, 17 November 2022. Kesepakatan Black Sea Grain Initiative kembali diperbarui sebelum masa berlaku periode kedua berakhir pada 18 Maret 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Menteri Luar Negeri Ukraina Dmitro Kuleba pada Kamis (13/4/2023) mengatakan, NATO harus memainkan peran yang lebih besar untuk menjamin keamanan di Laut Hitam. NATO juga harus berperan dalam mengintegrasikan pertahanan udara dan rudal Ukraina dengan sekutunya.

"Laut Hitam berperan penting untuk membuat seluruh Eropa damai dan berorientasi pada masa depan," ujar Kuleba, berbicara melalui tautan video, dalam konferensi keamanan Laut Hitam di Ibu Kota Rumania, Bucharest.  

"Tentang seberapa cepat hal-hal dapat memburuk jika seseorang mengabaikan ancaman. Sudah waktunya untuk mengubah Laut Hitam menjadi Laut Baltik, lautan NATO," kata Kuleba.

Laut Hitam telah menjadi medan perang penting sejak invasi Rusia ke Ukraina tahun lalu. Moskow maupun Kiev mengandalkan laut untuk ekspor termasuk memasok pasar biji-bijian dunia.  Blokade Rusia terhadap pelabuhan Ukraina menyebabkan kelaparan global tahun lalu. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Turki menengahi kesepakatan untuk menjaga pelabuhan tetap terbuka. Hal ini masih menjadi fokus diplomasi yang intens.  

“Kita perlu mengatasi masalah umum Rusia bersama-sama. Misalnya, saya mendukung ide ahli untuk mengintegrasikan sistem pertahanan udara dan rudal Ukraina dengan salah satu sekutu NATO di Laut Hitam dan Laut Baltik,” kata Kuleba.

Peta keamanan di sekitar Laut Baltik telah berubah pada tahun lalu, ketika  Finlandia dan Swedia memutuskan untuk mendaftar bergabung dengan NATO. Keputusan kedua negara Nordik tersebut meninggalkan Rusia menjadi satu-satunya negara di luar aliansi militer Barat.

Permohonan oleh Ukraina dan Georgia untuk bergabung dengan NATO akan memiliki dampak yang sama di Laut Hitam. Kuleba mengatakan, KTT NATO yang akan datang di Vilnius adalah kesempatan untuk bergerak maju dalam keanggotaan NATO yang telah lama dicari Ukraina.

"Ini untuk menunjukkan bahwa pintu tidak hanya terbuka tetapi ada rencana yang jelas tentang kapan dan bagaimana Ukraina akan memasukinya," ujar Kuleba.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement