REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN -- Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi mendesak Israel untuk menghentikan semua tindakan yang merusak solusi dua negara di Palestina. Dia juga mengutuk serangan Israel ke Masjid Al Aqsa Yerusalem.
Safadi menyampaikan, pendudukan adalah dasar kejahatan. "Yordania tidak akan menerima apa pun selain penghormatan terhadap status quo sejarah dan hukum di tempat-tempat suci," kata dia seperti dilansir The New Arab, Jumat (14/4/2023).
Menurut laporan Axios, pejabat Israel secara pribadi mengatakan bahwa pernyataan Safadi telah memicu kemarahan di Tel Aviv. Israel telah meminta AS dan UEA untuk meminta Safadi untuk menenangkan, tetapi Yordania malah meminta mereka untuk mengalihkan perhatian mereka ke Israel.
Pernyataan Safadi muncul setelah serangan Israel di Masjid Al Aqsa pada 4 April. Pasukan keamanan Israel memukuli dan menangkap ratusan jamaah. Keluarga kerajaan Hashemite Yordania memiliki perwalian atas situs suci Muslim dan Kristen di Yerusalem.
Pengawasannya terhadap situs-situs keagamaan, khususnya Al Aqsa yang merupakan situs tersuci ketiga dalam Islam, merupakan bagian penting dari legitimasi keluarga kerajaan di Yordania.
Raja Yordania Abdullah II telah memperingatkan sebelumnya bahwa perwalian Hashemite atas tempat-tempat suci Yerusalem adalah "garis merah", dan memperingatkan pemerintah sayap kanan Israel yang baru untuk tidak melewatinya.
Yordania menjamu pejabat Israel, Palestina, Mesir, dan AS di Aqaba pada 26 Februari dalam upaya untuk mengurangi ketegangan yang meningkat di Palestina dan Yerusalem.
Para pihak menandatangani Komunike Bersama Aqaba, yang menyerukan de-eskalasi dan diakhirinya permukiman baru Israel untuk empat bulan ke depan. Pada 20 Maret, pejabat Yordania, Palestina, Israel, dan AS bertemu di Sharm el-Sheikh, Mesir untuk membahas meningkatnya kekerasan di wilayah Palestina. Baik pejabat Palestina dan Israel berjanji untuk bekerja menuju pembicaraan damai dan mengurangi ketegangan di lapangan.
Selama bulan lalu, yang bertepatan dengan bulan suci Ramadhan dan hari raya Paskah Yahudi, ketegangan semakin meningkat. Menyusul serangan Israel di Al Aqsa, Hamas meluncurkan roket ke arah Israel dari Jalur Gaza dan Lebanon selatan, mendorong serangan roket Israel di kedua wilayah tersebut. Pada 11 April, ratusan pemukim Israel menyerbu kompleks Al Aqsa di bawah perlindungan polisi Israel, yang semakin memicu ketegangan.