Sabtu 15 Apr 2023 16:49 WIB

Roket Wahana Antariksa Eropa Menuju Jupiter

Pesawat ruang angkasa seukuran bus kecil ini baru akan mencapai Jupiter pada 2031.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Nidia Zuraya
Permukaan Planet Jupiter
Foto: dailymail
Permukaan Planet Jupiter

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Sebuah pesawat ruang angkasa Eropa meluncur pada Jumat (14/4/2023), dalam perjalanan satu dekade untuk mengeksplorasi Jupiter dan tiga susunan bulan yang mungkin tertutup es dan miliki lautan dibawahnya.

Perjalanan dimulai dengan lepas landas pada pagi hari oleh roket Ariane milik Eropa dari Guyana Prancis di Amerika Selatan. Robot penjelajah yang diberi nama Juice ini membutuhkan waktu delapan tahun untuk mencapai Jupiter, di mana ia tidak hanya akan mengamati planet terbesar di tata surya ini, tapi juga Europa, Callisto, dan Ganymede.

Baca Juga

Ketiga bulan yang dilapisi es ini diyakini memiliki samudra bawah tanah, di mana kehidupan laut mungkin ada. Kemudian, mungkin yang paling mengesankan dari semuanya, Juice akan mencoba mengorbit di sekitar Ganymede, dimana tidak ada wahana antariksa yang pernah mengorbit sebelumnya selain bulan yang dimilikinya.

Dengan jumlah bulan yang begitu banyak, - pada hitungan terakhir ada 95 bulan - para astronom menganggap Jupiter sebagai tata surya mini, dengan misi seperti Juice yang sudah lama ditunggu-tunggu. "Kami tidak akan mendeteksi kehidupan dengan Juice," tegas ilmuwan proyek Badan Antariksa Eropa, Olivier Witasse.

Namun, pihaknya masih mempelajari lebih banyak tentang bulan milik Jupiter ini dan potensi lautnya. Inilah yang akan membawa para ilmuwan lebih dekat untuk menjawab pertanyaan apakah ada kehidupan di tempat lain. "Itu akan menjadi aspek yang paling menarik dari misi ini," katanya.

Juice akan menempuh rute yang panjang dan berputar-putar menuju Jupiter, menempuh jarak 4 miliar mil (6,6 miliar kilometer). Pesawat ini akan menukik dalam jarak 125 mil (200 kilometer) dari Callisto dan 250 mil (400 kilometer) dari Europa dan Ganymede, menyelesaikan 35 kali terbang lintas sambil mengelilingi Jupiter.

Kemudian pesawat ini akan menginjak rem untuk mengorbit Ganymede, target utama misi senilai 1,6 miliar euro (hampir 1,8 miliar dolar AS). Ganymede bukan hanya bulan terbesar di tata surya - bahkan melebihi Merkurius - tapi juga memiliki medan magnetnya sendiri dengan aurora yang menyilaukan di kutubnya.

Yang lebih menarik lagi, Ganymede diperkirakan memiliki lautan bawah tanah yang menyimpan lebih banyak air daripada Bumi.

Demikian juga dengan Europa dan geyser yang dilaporkan, serta Callisto yang berkawah besar, sebuah tujuan potensial bagi manusia mengingat jaraknya yang jauh dari sabuk radiasi Jupiter yang melemahkan, demikian menurut Scott Sheppard dari Carnegie Institution, yang tidak terlibat dalam misi Juice.

"Dunia samudra di tata surya kita adalah yang paling mungkin memiliki kehidupan, jadi bulan-bulan besar Jupiter ini adalah kandidat utama untuk dicari," kata Sheppard, seorang pemburu bulan yang telah membantu menemukan lebih dari 100 bulan di tata surya luar.

Pesawat ruang angkasa yang seukuran bus kecil ini baru akan mencapai Jupiter pada tahun 2031, dengan mengandalkan bantuan gravitasi dari Bumi dan bulan, serta Venus.

"Hal-hal ini membutuhkan waktu - dan mereka mengubah dunia kita,\" kata kepala eksekutif Planetary Society, Bill Nye. Kelompok advokasi ruang angkasa yang berbasis di California ini menyelenggarakan pesta nonton bareng virtual untuk peluncuran tersebut.

Raja Belgia Philippe dan Pangeran Gabriel, serta sepasang astronot - Thomas Pesquet dari Prancis dan Matthias Maurer dari Jerman - termasuk di antara para penonton di Guyana Prancis. Upaya peluncuran hari Kamis dibatalkan oleh ancaman petir.

Juice - singkatan dari Jupiter Icy Moons Explorer - akan menghabiskan waktu tiga tahun untuk mengitari Callisto, Europa, dan Ganymede. Wahana ini akan mencoba memasuki orbit di sekitar Ganymede pada akhir 2034, mengitari bulan selama hampir satu tahun sebelum pengendali penerbangan memerintahkan untuk jatuh pada 2035, jika bahan bakarnya masih mencukupi.

Europa sangat menarik bagi para ilmuwan yang mencari tanda-tanda kehidupan di luar Bumi. Akan tetapi, Juice akan meminimalkan pertemuannya dengan Europa, karena radiasi yang sangat kuat di sana yang sangat dekat dengan Jupiter.

Peralatan elektronik Juice yang sensitif dibungkus dengan timbal untuk melindungi dari radiasi. Wahana seberat 14.000 pon (6.350 kilogram) ini juga dibungkus dengan selimut termal - suhu di dekat Jupiter berkisar antara minus 380 derajat Fahrenheit (minus 230 derajat Celcius). Dan panel-panel surya membentang sepanjang 88 kaki (27 meter) dari ujung ke ujung untuk menyerap sebanyak mungkin sinar matahari yang jauh dari matahari.

Akhir tahun depan, NASA akan mengirimkan pesawat ruang angkasa yang lebih terlindung ke Jupiter, Europa Clipper, yang telah lama ditunggu-tunggu, yang akan mengalahkan Juice ke Jupiter lebih dari satu tahun karena akan diluncurkan dengan roket yang lebih kuat dari SpaceX. Kedua wahana ini akan bekerja sama untuk mempelajari Europa dengan cara yang belum pernah ada sebelumnya.

NASA telah lama mendominasi eksplorasi di Jupiter, dimulai dengan terbang lintas di tahun 1970-an oleh pesawat kembar Pioneers dan kemudian Voyagers. Hanya satu wahana antariksa yang masih berada di Jupiter: Juno milik NASA, yang baru saja mencatatkan orbit ke-50 sejak 2016.

Eropa menyediakan sembilan instrumen sains untuk Juice, sementara NASA hanya menyediakan satu. Jika Juice mengonfirmasi adanya lautan bawah tanah yang kondusif bagi kehidupan di masa lalu atau masa kini, Witasse mengatakan bahwa langkah selanjutnya adalah mengirimkan bor untuk menembus kerak es dan bahkan mungkin kapal selam.

"Kita harus kreatif. Kita masih bisa menganggapnya fiksi ilmiah, tapi terkadang fiksi ilmiah bisa menyatu dengan kenyataan," katanya.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement