REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Presiden Iran Ebrahim Raisi menyampaikan pidato di kegiatan tahunan pro-Palestina di Jalur Gaza. Menunjukkan pentingnya Iran bagi kelompok milisi Hamas yang menguasai wilayah itu.
Ratusan pendukung Hamas dan segelintir anggota kelompok Jihad Islam berkumpul di lapangan sepakbola untuk mendengarkan pidato Raisi yang disampaikan secara virtual. Presiden Iran itu mendorong rakyat Palestina untuk terus berjuang melawan Israel.
"Inisiatif untuk menentukan nasib sendiri hari ini berada di tangan pejuang Palestina," kata Raisi, Jumat (14/4/2023).
Ia mengkritik lawan politik Hamas, yakni Otoritas Palestina yang menguasai Tepi Barat. Kedua belah pihak sudah lama bersaing untuk menjadi perwakilan Palestina dalam negosiasi dengan Israel.
Pidato Raisi dianggap sebagai upaya untuk memperbaiki hubungan Hamas dan Iran yang retak karena perang sipil di Suriah. Raisi menyampaikan pidato di Hari Yerusalem atau Hari Quds Internasional yang setiap tahun digelar di Jumat terakhir bulan suci Ramadan.
Masjid Al-Aqsa yang merupakan situs tersuci ketiga bagi umat Islam terletak di Yerusalem. Komplek masjid kerap menjadi titik bentrokan antara pejuang Palestina dengan pasukan keamanan Israel. Pekan lalu polisi Israel menerobos masuk dan memukuli jamaah masjid.
Serangan itu mengakibatkan puluhan orang Palestina terluka dan ratusan orang ditahan. Milisi Palestina menembakan roket dari Gaza sebagai bentuk balasan atas serangan Israel ke Masjid Al-Aqsa.
Ketua Hamas di Gaza, Yehiyeh Sinwar memuji tembakan roket itu di Hari Yerusalem. "Respon datang seperti kejutan listrik sederhana," katanya di depan ratusan orang.
Selama empat dekade terakhir parade Hari Quds Internasional telah menarik ribuan orang untuk turun ke jalan-jalan di Timur Tengah. Kegiatan itu paling dramatis digelar di Iran, di mana massa membakar bendera Israel dan meneriakan janji membebaskan Yerusalem.
Israel menduduki Yerusalem dalam Perang Timur Tengah tahun 1967 dan menganeksasinya untuk dijadikan ibukota. Palestina ingin bagian timur Yerusalem sebagai kotanya di masa depan.
Hamas yang mayoritas sunni sudah lama memiliki hubungan dekat dengan Iran yang penduduknya mayoritas muslim syiah. Teheran merupakan salah satu pendonor terbesar Hamas. Keduanya disatukan sikap permusuhan terhadap Israel.
Iran tidak mengungkapkan detail dukungannya tapi Hamas kerap mempublikasikan bantuan Iran. Pakar mengatakan bantuan politik dan finansial Iran kini sebagian besar berbentuk cetak biru teknologi, pengetahuan tentang mesin, dan pelatihan untuk membangun senjata seperti roket canggih yang dapat menyerang wilayah Israel.
Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mengatakan setiap tahun Iran memberikan bantuan senilai 100 juta dolar AS ke kelompok-kelompok bersenjata Palestina termasuk Hamas dan Jihad Islam. Perang sipil Suriah tahun 2012 sempat membuat hubungan Hamas dan Iran renggang.
Hamas menutup kantornya di Damaskus dan meninggalkan Suriah setelah Presiden Bashar Al-Assad menindak keras unjuk rasa pro-demokrasi. Termasuk kelompok Ikhwanul Muslimin, gerakan politik Islam yang berafiliasi dengan Hamas.
Namun sayap militer Hamas semakin mendekat dengan Iran, salah satu pendukung utama Assad. Membaiknya hubungan Hamas dan Assad tahun lalu menunjukkan kuatnya pengaruh Iran pada penguasa Gaza tersebut.