Kamis 20 Apr 2023 11:21 WIB

78 Orang Meninggal Saat Rebutan Sumbangan di Yaman

Sedikitnya 78 orang meninggal akibat membludaknya orang yang datang ke acara tersebut

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Bendera Yaman
Bendera Yaman

REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Juru bicara Kementerian Dalam Negeri yang dikendalikan Houthi mengatakan terjadi penyerbuan saat distribusi sumbangan amal di hari-hari terakhir bulan suci Ramadhan di Sanaa. Saksi dan media menyatakan pada Kamis (19/4/2023), sedikitnya 78 orang meninggal akibat membludaknya orang yang datang ke acara tersebut.

Lapor kantor berita televisi milik Houthi Al Masirah TV, mengutip direktur kesehatan di Sanaa menyatakan, beberapa orang terluka termasuk 13 orang yang berada dalam kondisi kritis. Korban berjatuhan usai ratusan orang memadati sekolah untuk menerima sumbangan yang berjumlah 5.000 riyal Yaman atau sekitar sembilan dolar AS per orang.

Sebuah video yang diposting oleh televisi Houthi di aplikasi perpesanan Telegram menunjukkan, kerumunan orang berkumpul berdesakan. Beberapa berteriak dan berteriak dan mengulurkan tangan untuk ditarik ke tempat yang aman.

Kementerian Dalam Negeri juga mengatakan dalam pernyataan terpisah, dua pedagang yang bertanggung jawab untuk mengatur acara donasi telah ditahan dan penyelidikan sedang dilakukan. Kepala komite revolusioner tertinggi Houthi Mohamed Ali al-Houthi mengatakan, penyerbuan untuk menerima sumbangan itu adalah akibat dari rakyat Yaman yang menderita krisis kemanusiaan global terburuk setelah delapan tahun pertempuran.

"Kami menganggap negara-negara agresi bertanggung jawab atas apa yang terjadi dan atas kenyataan pahit yang dialami rakyat Yaman karena agresi dan blokade," kata Ali di Twitter.

Yaman telah terlibat dalam perang saudara delapan tahun dan telah menewaskan puluhan ribu orang, menghancurkan ekonomi, dan mendorong jutaan orang kelaparan. Koalisi yang dipimpin Arab Saudi melakukan intervensi di Yaman pada 2015 setelah Houthi menggulingkan pemerintah dari ibu kota Sanaa pada 2014. Konflik tersebut secara luas dilihat sebagai perang proksi antara Arab Saudi dan Iran.

Riyadh dan Teheran pada Maret telah sepakat untuk memulihkan hubungan diplomatik yang terputus pada 2016. Kedua negara pun melakukan pertukaran tahanan bulan ini dan telah meningkatkan harapan akan resolusi konflik tersebut.

Negosiator utama gerakan Houthi Yaman mengatakan, pembicaraan damai baru-baru ini dengan Arab Saudi telah membuat kemajuan. Diskusi lebih lanjut akan diadakan untuk mengatasi perbedaan yang tersisa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement