REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Kepala Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev memperingatkan pada Ahad (23/4/2023), akan menghentikan Black Sea Grain Initiative jika Group of Seven (G7) memutuskan untuk menerapkan larangan total ekspor ke Rusia. Dia menilai gagasan larangan semacam itu tindakan luar biasa.
"Itu juga menyiratkan penghentian impor barang dari negara kita dalam kategori paling sensitif untuk G7,” ujar Medvedev di aplikasi pengiriman pesan Telegram.
“Dalam hal ini, kesepakatan biji-bijian akan berakhir untuk mereka dan lebih banyak lagi yang mereka butuhkan,” kata mantan presiden Rusia itu dikutip dari Anadolu Agency.
Seorang pejabat pemerintah Jepang mengatakan sebelumnya, bahwa negara-negara G7 sedang mempertimbangkan untuk melarang hampir semua ekspor ke Rusia. Keputusan ini, menurut Kantor Berita Kyodo, dipertimbangkan sebagai bagian dari sanksi lebih lanjut terhadap negara tersebut karena perangnya dengan Ukraina.
Turki, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Rusia, dan Ukraina menandatangani kesepakatan di Istanbul pada Juli lalu. Keputusan ini melanjutkan ekspor biji-bijian dari tiga pelabuhan Laut Hitam Ukraina yang dihentikan sementara setelah perang Rusia-Ukraina dimulai pada Februari 2022.
Kesepakatan itu sejauh ini memastikan pengiriman 28,3 juta ton biji-bijian dengan aman ke negara-negara yang membutuhkan melalui lebih dari 900 kapal. Kesepakatan itu akan berakhir pada 18 Mei.