REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Spanyol meminta anggaran darurat Uni Eropa untuk membantu petani dan peternak selama kekeringan ekstrem di lahan-lahan pertaniannya. Pada Senin (24/4/2023) Menteri Pertanian Spanyol Luis Planas mengirim surat ke Komisioner bidang Pertanian Eropa Janusz Wojciechowski.
Planas mengatakan ia meminta bantuan untuk 890 ribu pekerja pertanian Spanyol dari dana cadangan krisis pertanian dan anggaran pembangunan pedesaan yang tak terpakai Uni Eropa.
"Terdapat kekeringan, terdapat suhu tinggi, tapi yang paling ditekankan kasus di Semenanjung Iberia," kata Planas dalam rapat kabinet, Selasa (25/4/2023).
Ia menggambarkan bantuan keuangan darurat ini "yang paling penting." Tahun lalu Spanyol sudah menerima 64,5 juta euro dari dana cadangan krisis Kebijakan Pertanian Bersama Uni Eropa untuk mengatasi kenaikan harga bahan mentah yang dipicu invasi Rusia ke Ukraina.
Namun kekeringan lima tahun berturut-turut di beberapa wilayah menambah situasi yang sudah sulit. Kementerian Transisi Ekologi Spanyol mengatakan saat ini 27 persen wilayah Spanyol diklasifikasikan mengalami kekeringan "darurat" atau "waspada".
Sementara cadangan air hanya mencakup 50 persen kapasitas nasional. Situasi semakin buruk di Andalusia, wilayah pertanian yang paling penting di Spanyol.
Aliran sungai Guadalquivir hanya 24,8 persen dari kapasitasnya dan di beberapa kasus jatah air petani untuk irigasi di wilayah itu dipotong hingga 90 persen. Spanyol merupakan eksportir minyak zaitun terbesar di dunia dan produsen sayur dan buah-buahan. Kekeringan telah menaikan harga minyak zaitun Spanyol hingga tembus rekor.
Planas mengatakan ia juga meminta Uni Eropa menaikan uang muka untuk musim depan dan mendesak "fleksibilitas" peraturan kebijakan pertanian Uni Eropa. Pemerintah Spanyol juga mengumumkan pemotongan pajak sebesar 1,8 miliar euro bagi petani yang terdampak kekeringan.
Badan pemantau cuaca Spanyol memprediksi suhu udara di negara-negara Laut Tengah akan naik menjelang akhir pekan. Kemudian akan mencapai puncaknya pada bulan Juli.
Tahun lalu Spanyol mengalami tahun paling kering keenam dan terpanas sejak pemerintah mencatat suhu udara pada tahun 1961. Beberapa petani sama sekali tidak bisa menanam benih tahun ini karena tanaman akan layu di ladang.
Petani padi di Isla Mayor, selatan Provinsi Sevilla, Eduardo Vera Canuto mengatakan situasi "mengkhawatirkan."
"Kami tidak akan dapat menanam padi, kami sudah menjalani lima musim, dan ini yang akan menjadi yang keenam, dengan banyak kesulitan, tahun lalu kami hanya dapat menanami 30 persen lahan, karena air menjadi hak kami," katanya.