REPUBLIKA.CO.ID, BERN -- Duta Besar Swiss untuk Sudan Christian Winter menjelaskan pada Selasa (25/4/2023), pengalamannya menjalani misi evakuasi yang dibantu Prancis dari Sudan. Serangan udara mengguncang bus evakuasi yang membawa diplomat ke pangkalan militer.
Swiss telah menutup kedutaannya dan mengevakuasi semua staf Swiss dan keluarga mereka selama beberapa hari terakhir. "Evakuasi merupakan kegiatan yang cukup sulit karena pertempuran berlanjut bahkan selama evakuasi," kata Winter kepada di landasan di depan pesawat tentara Swiss yang menerbangkannya pulang dari Djibouti.
"Kami mendengar tembakan, bahkan jet yang membom beberapa lingkungan di dekat tempat kami lewat. Kami mendengarnya dan bahkan busnya bergetar. Itu menunjukkan bahwa itu dekat dan berbahaya," ujar Winter.
Staf kedutaan lokal tidak dievakuasi bersama pegawai asal Swiss. "Apa yang sangat membebani pikiran kami adalah apa yang terjadi pada rekan-rekan lokal kami," kata duta besar itu.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Swiss, kondisi di Sudan ridak seperti di Afghanistan ketika Swiss mengevakuasi total 230 warga Afghanistan pada 2021. Menurutnya, kriteria untuk mengekstraksi penduduk lokal belum terpenuhi di Sudan dan Bern terus memberi mereka dukungan.
Tim Winter diangkut ke Kedutaan Prancis di Khartoum kemudian naik bus yang dikawal oleh kelompok paramiliter Sudan Rapid Support Forces (RSF) ke pangkalan militer di luar ibu kota. Mereka tiba di Bern lebih awal pada Selasa.
Winter menggambarkan kondisinya yang harus keluar dari jalan untuk berlindung dari baku tembak ketika pertempuran pertama kali meletus sepuluh hari lalu. Selama hari-hari berikutnya, kediamannya di Khartoum dilanda baku tembak yang meleset dari jendela beberapa sentimeter.
Menteri Luar Negeri Swiss Cassis mengatakan, pemerintah sedang memantau peluang untuk mengevakuasipo0 beberapa dari 100 warga Swiss yang tersisa dari Sudan. Namun dia mengakui bahwa tidak mungkin mengeluarkan mereka yang juga berkewarganegaraan Sudan.
"Ini tidak mudah karena warga negara gabungan tidak diizinkan meninggalkan negara itu karena kewarganegaraan Sudan mereka dan kita akan lihat apa yang terjadi," kata Cassis.
Cassis mengatakan, Khartoum memerlukan izin bagi warga negaranya untuk keluar. Sekitar 30 dari 100 orang Swiss yang tersisa di Sudan telah menyatakan keinginan untuk pergi.