Ahad 30 Apr 2023 22:15 WIB

Presiden Iran Diagendakan Kunjungi Suriah Pekan Depan

Presiden Iran memenuhi undangan Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Presiden Iran Ebrahim Raisi diagendakan mengunjungi Suriah pada Rabu (3/5/2023) mendatang. Dia hendak memenuhi undangan Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Foto: AP Photo/Vahid Salemi
Presiden Iran Ebrahim Raisi diagendakan mengunjungi Suriah pada Rabu (3/5/2023) mendatang. Dia hendak memenuhi undangan Presiden Suriah Bashar al-Assad.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN – Presiden Iran Ebrahim Raisi diagendakan mengunjungi Suriah pada Rabu (3/5/2023) mendatang. Dia hendak memenuhi undangan Presiden Suriah Bashar al-Assad.

"Perjalanan Dr Raisi ke Damaskus pada Rabu depan adalah perjalanan yang sangat penting karena perubahan dan perkembangan yang terjadi di kawasan,” kata kantor berita Iran, Islamic Republic News Agency (IRNA), dalam laporannya, Ahad (30/4/2023).

Pada Maret lalu, Iran diketahui telah memulihkan hubungan diplomatiknya dengan Arab Saudi. Kesepakatan itu sangat disambut mengingat kedua negara merupakan pesaing utama di kawasan. Rekonsiliasi Riyadh dengan Teheran segera membuka jalan bagi penyelesaian konflik Yaman.

Setelah memulihkan hubungannya dengan Iran, Saudi memutuskan membuka pintunya untuk berbaikan dengan Suriah. Pada 12 April lalu, Menteri Luar Negeri (Menlu) Suriah Faisal Mekdad mengunjungi Saudi. Itu menjadi kunjungan pertama menlu Suriah ke Saudi sejak Suriah didera konflik sipil pada 2011.

Saat tiba di Bandara King Abdulaziz, Mekdad disambut Wakil Menteri Luar Negeri Arab Saudi Waleed bin Abdulhakim al-Khuraji. Menurut kantor berita Saudi Press Agency (SPA), kunjungan Mekdad adalah pemenuhan undangan Menlu Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan.

“(Mekdad dan Pangeran Faisal) akan mengadakan sesi pembicaraan tentang upaya mencapai solusi politik untuk krisis Suriah yang menjaga persatuan, keamanan, dan stabilitas Suriah,” kata Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Arab Saudi dalam sebuah pernyataan, dikutip laman Aljazirah.

Suriah didepak dari Liga Arab ketika konflik sipil pecah di negara tersebut pada 2011. Liga Arab mengecam Presiden Suriah Bashar al-Assad karena gagal bernegosiasi dengan pihak oposisi dan menggunakan kekuatan militer berlebihan untuk membungkam mereka. Sejak saat itu, Damaskus dikucilkan oleh dunia Arab.

Dalam beberapa bulan terakhir, terjadi peningkatan keterlibatan antara Suriah dan negara-negara Arab. Bashar al-Assad telah mengunjungi Uni Emirat Arab (UEA) dan Oman tahun ini. Sementara bulan lalu, Saudi mengatakan, mereka telah memulai pembicaraan dengan Suriah tentang melanjutkan layanan konsuler. Serangkaian momen itu menjadi penanda bahwa dunia Arab siap merangkul kembali Suriah.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement